Pengusaha Kuliner Tradisional Keluhkan Sulitnya Memperoleh Elpiji

Editor: Satmoko Budi Santoso

Sumarni, salah satu pemilik usaha kuliner soto ayam mengganti tabung gas ukuran 3 kilogram – Foto Henk Widi

Pemilik usaha kuliner soto ayam dan gorengan bernama Sumarni, juga mengakui sulitnya memperoleh gas elpiji ukuran 3 kilogram. Penggunaan gas elpiji untuk menggoreng serta memanaskan soto ayam disebutnya hanya bisa bertahan selama tiga hari.

Beberapa pekan sebelumnya, ia lebih mudah memperoleh tabung gas elpiji ukuran 3 kilogram, namun kini mulai sulit dicari. Sebagai cadangan ia bahkan membeli tabung gas elpiji nonsubsidi dengan harga Rp75.000 ukuran 5,5 kilogram.

“Bagi para pemilik usaha kuliner seperti kami yang mengandalkan tabung gas bersubsidi, harus ada solusi lain, kembali memakai kayu bakar,” beber Sumarni.

Pasokan gas elpiji ukuran 3 kilogram yang  mulai tersendat, dibenarkan oleh Herman, salah satu pengecer gas elpiji di Bakauheni.

Herman menyebut, selama ini menyediakan sebanyak 30 tabung elpiji bersubsidi, 10 tabung gas elpiji nonsubsidi ukuran 5,5 kilogram dan 10 tabung gas elpiji ukuran 12 kilogram. Pasokan tabung elpiji ukuran 3 kilogram yang tersendat, membuat ia tidak bisa melayani pelanggan. Beberapa pelanggan yang hendak membeli bahkan harus pulang dengan tangan kosong.

Herman, salah satu pedagang pengecer di pasar Bakauheni Lampung Selatan memperlihatkan tabung gas yang kosong – Foto Henk Widi

Beberapa pelanggan yang dekat disebutnya, meski tidak memiliki tabung ukuran 5,5 kilogram kerap dipinjami. Peminjaman tabung tersebut dilakukan karena sebagian konsumen tidak memiliki tabung ukuran 5,5 kilogram sementara usaha kuliner yang dijalankan tetap harus beroperasi.

Lihat juga...