PANDEGLANG – Nelayan pesisir Kabupaten Pandeglang, Banten, pasca bencanatsunami hingga saat ini masih menganggur dan belum berani melaut karena ketakutan diterjang gelombang besar.
“Kami bingung jika melaut khawatir mengalami kecelakaan laut,” kata Sarmadi, nelayan Desa Teluk Kecamatan Labuan, Pandeglang, Minggu.
Nelayan pascatsunami belum melakukan aktivitas melaut, terlebih gelombang tinggi disertai angin kencang dan hujan.
Mereka nelayan kini melakukan perbaikan kapal dan perahu yang mengalami kerusakan akibat diterjang tsunami itu.
Sebagian besar kondisi kapal dan perahu yang ditambatkan di pesisir pantai rusak juga saling tumpang tindih.
“Kami lebih baik memperbaiki kapal dan belum melaut, apalagi cuaca buruk masih melanda Pantai Labuan,” katanya.
Begitu juga Madasin, seorang nelayan di Pantai Carita, Pandeglang mengatakan, kebanyakan nelayan di sini nelayan tradisional yang menggunakan perahu kincang dengan mesin motor tempel.
Apabila ketinggian gelombang di atas dua meter dan angin kencang tidak berani melaut. Saat ini, cuaca laut di pesisir Selat Sunda bagian selatan membahayakan bagi keselamatan jiwa mereka.
Selain juga angin kencang disertai hujan dan ombak besar bisa menyebabkan bencana bagi nelayan, apalagi mereka masih bekerja secara tradisional.
“Meski sudah kembali dari pengungsian, namun lebih baik tidak melaut pascatsunami itu,” katanya.
Berdasarkan pantauan, di sejumlah tempat pelelangan ikan (TPI) di pesisir Pandeglang mulai Pantai Carita, Labuan, Panimbang hingga Sumur tidak terlihat transaksi jual beli ikan.
Nelayan merasa ketakutan dan tidak melaut akibat tsunami yang menerjang pesisir itu.