Masjid Pangeran Diponegoro TMII, Wujud Penghargaan Ibu Tien untuk Pahlawan Nasional
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
JAKARTA — Masjid Pangeran Diponegoro, sebuah tempat beribadah bagi umat Islam ini berdiri megah di depan sebelah kanan gedung Sasana Kriya dan berdampingan dengan gereja Santa Chatarina. Masjid ini menempati deretan pertama rumah ibadah di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) yang menandakan sebagai simbol kerukunan umat beragama di Indonesia.

“Kami sangat bangga pada Ibu Negara, Raden Ayu Fatimah Siti Hartinah atau Ibu Tien Soeharto, yang menyatukan keragaman budaya dan kerukunan umat beragama dalam hamparan miniatur Indonesia. Masjid Pangeran Diponegoro, dibangun berdampingan dengan rumah ibadah lainnya,” kata Anggota Dewan Masjid Pangeran Diponegoro TMII, Agus Hermawan kepada Cendana News, Jumat (7/12/2018).
Arsitektur masjid ini, jelas dia, diambil dari perpaduan bangunan masjid Al Azhar Jakarta dan masjid Syuhada, Yogyakarta.
Bangunan masjid ini tidak memiliki hiasan dekoratif. Atapnya berbentuk kubah atau doom menyerupai gaya Bizantium yang dipengaruhi struktur ruangan Pantheon khas Yunani Kuno. Ini mengandung makna, bahwa kehidupan manusia merupakan bagian kecil dari struktur alam semesta dan bernaung dibawah kuasa sang Pencipta Allah SWT.
Pembangunan masjid di atas lahan 2.850 meter persegi dengan luas bangunan 760 meter persegi ini dilaksanakan pada 1973 dan diresmikan oleh Presiden ke 2 RI, Jenderal Besar HM Soeharto pada 1975.
“Masjid Pangeran Diponegoro dibangun berkat gagasan Ibu Tien dan diresmikan oleh Pak Harto. Saat meresmikan masjid ini, Pak Harto dan Ibu Tien, shalat berjamaah bersama kami pengurus masjid,” ujar Agus.