KPK Ingin Lebih Banyak Pendidikan Antikorupsi

Editor: Koko Triarko

JEMBER – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), ingin seluruh elemen masyarakat secara aktif lebih proaktif dalam pencegahan terjadinya kasus korupsi, ketimbang operasi tangkap tangan (OTT).

Hal tersebut diungkapkan oleh Dony Mariantono, dari Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK, saat menggelar diskusi dan nonton bareng film antikorupsi di lantai 3 gedung rektorat Universitas Jember, Kamis (20/12/2018).

Sutradara film Baskara ke Wukir, Latifah Fauzziyah, memaparkan proses kreatifnya, didampingi sutradara film Jimpitan, Wiwid Septi Yardi (paling kanan), dan Gumilar Prana Wilaga dari Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK (ujung kiri). -Foto: Kusbandono

“Bagi kami di Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat, maunya lebih banyak Training of Trainer atau TOT mengenai bagaimana mencegah korupsi. Agar semakin banyak masyarakat Indonesia yang ikut aktif memberantas korupsi, daripada Operasi Tangkap Tangan atau OTT,” ujarnya, kepada wartawan, Kamis (20/12/2018).

​Dony menjelaskan, ACFFEST 2018 adalah kegiatan tahunan yang diadakan oleh Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat KPK, dalam rangka menumbuhkan peran aktif masyarakat dari segala lapisan untuk melawan korupsi.

Pasalnya, program pendidikan anti korupsi sebagai bagian dari pencegahan korupsi, adalah salah satu dari lima tugas besar KPK.

“Media film sengaja dipilih sebagai wahana pendidikan antikorupsi, karena bisa diterima masyarakat luas. Sementara kalangan pendidikan tinggi, kami pilih sebagai salah satu lokasi acara diskusi dan pemutaran film antikorupsi, mengingat kampus adalah lembaga yang mendidik sumberdaya manusia berkualitas. Apalagi mulai tahun depan, KPK bersama lembaga terkait bakal memulai kurikulum antikorupsi di semua tingkatan pendidikan,” imbuh Dony, yang datang bersama koleganya, Gumilar Prana Wilaga.

Lihat juga...