Berstatus Siaga, Jarak Aman Gunung Anak Krakatau Diperluas
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
LAMPUNG — Aktivitas Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda mengalami peningkatan pada Kamis (27/12) setelah mengakibatkan tsunami di wilayah Lampung dan Banten pada Sabtu (22/12).

Andi Suardi, kepala pos pengamatan gunung api, Gunung Anak Krakatau di Desa Hargo Pancuran Kecamatan Rajabasa membenarkan kondisi tersebut. GAK yang ditetapkan berstatus level II (waspada) dinaikkan menjadi berstatus level III (siaga).
Meski demikian Andi Suardi menyebut aktivitas gunung api di Selat Sunda setinggi 338 Mdpl tersebut secara visual tidak teramati karena tertutup kabut dari pos pantau.
Berdasarkan informasi Volcanic Activity Report (VAR) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Badan Geologi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, pada periode pengamatan pukul 00:00-06:00 WIB kondisi cuaca mendung dan hujan.
Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut. Suhu udara 24-26 °C dan kelembaban udara 91-96 persen. Sementara volume curah hujan tidak tercatat.
“Secara visual gunung terlihat berkabut bahkan semenjak sepekan terakhir dengan tingkat ketebalan 0-III, asap kawah tidak teramati dan terdengar suara dentuman di pos pengamatan gunung api,” terang Andi Suardi saat dikonfirmasi Cendana News, Kamis (27/12/2018).
Andi Suardi juga menyebut kondisi kegempaan pada GAK mengalami gempa
tremor menerus (microtremor) dan terekam dengan amplitudo 8-32 mm (dominan 25 mm).