Upaya Warga Mojolaban Rajut Ekonomi Melalui Kerajinan Kain Santung
Redaktur: ME. Bijo Dirajo
SOLO — Kain Santung atau yang akrab dikenal dengan kain pantai menjadi sumber kehidupan tersendiri khususnya bagi warga yang tinggal di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo, Jawa Tengah.
Ada cukup banyak pengrajin kain santung di daerah itu, dan rata-rata mereka melibatkan warga sekitar untuk bisa membantu sekaligus sebagai sarana mengais rejeki.
Triyono, salah satu pengrajin menungkapkan, kerajian kain pantai yang digelutinya sudah berjalan puluhan tahun. Bisnis yang ditekuninya itu juga mengalami pasang surut seperti usaha pada umumnya.
“Biasa kalau usaha pasti turun naik. Yang penting masih bisa menutup untuk biaya produksi dan bermanfaat bagi warga sekitar,” kata Triyono saat ditemui sejumlah awak media, Selasa (13/11/2018).
Bagi warga Krajan, Mojolaban ini, kerajinan kain sangtug telah memiliki pasar tersendiri. Selain pulau Bali dan Yogyakarta, kain santung produksinya juga diambil oleh sejumlah pedagang lokal yang ada di Solo Raya. Harga yang ditawarkan juga cukup murah, yakni berkisar Rp14.000 – Rp15.000 per potongnya.
“Selain kain santung cap, kita juga punya motif batik tulis. Pengerjaannya lebih teliti dan lebih lama,” sambung pria 45 tahun itu.

Proses pembuatan kain santung ini cukup panjang. Mulai dari proses dijemputu, yakni tahapan pembersihan kain sebelum diwarnai, hingga pembuatan motif yang rata-rata masih menggunakan teknik manual. Proses berikutnya pengancingan warna dan mencuci kain yang telah diberi motif hingga proses penjemuran.