Sultan Agung, Rajai Penghargaan Festival Film Bandung 2018
Editor: Satmoko Budi Santoso
“Pada usia 90 tahun ini saya mendapat penghargaan dari masyarakat,” ungkapnya bangga.
Menurut Mooryati, menulis skenario film Sultan Agung merupakan pengalaman pertamanya yang sangat berkesan.
“Menjadi produser eksekutif film sejarah Sultan Agung adalah pengalaman pertama buat saya. Bersyukur tidak sia-sia saya bisa memberikan sesuatu, sejarah yang bernilai,” tuturnya penuh syukur.
Film adalah kerja tim yang melibatkan banyak orang, untuk itu Mooryati menyampaikan terima kasih pada semua pihak yang memproduksi filmnya.
“Saya tidak lupa menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh pemain, kru, dan juga dukungan dari para sponsor hingga film ini bisa terwujud,” ujarnya dengan wajah berbinar-binar.
Cucu Sri Susuhunan Paku Buwono X Keraton Surakarta ini menyampaikan bahwa film Sultan Agung ini bukan hanya tontonan yang menghibur namun juga tuntunan yang mendidik.
“Film ini semoga bisa dijadikan contoh, teladan, dan panutan seluruh masyarakat khususnya generasi penerus bangsa Indonesia, “ harapnya.
Mooryati melihat kondisi perfilman lndonesia saat ini yang telah menunjukkan kemajuan dan peningkatan luar biasa.
“Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya film produksi Indonesia yang diputar di bioskop tanah air dengan jumlah penonton yang cukup banyak, “ tegasnya.
Mooryati berharap, film Sultan Agung dapat menginspirasi dan dijadikan contoh oleh para produser film lainnya untuk lebih banyak memproduksi film berkualitas.
“Ke depan kami juga berharap, layar film nasional lebih diwarnai dengan film yang bertema kepahlawanan, budaya, nasionalisme, religi, dibandingkan dengan genre-genre film lain seperti horor dan komedi, “ pungkasnya sumringah.