Sementara sebagian lainnya masih dilakukan perbaikan drainase jalan dalam rangka peningkatan kondisi jalan yang mulai rusak, yakni pada 4 titik, mulai KM 21 hingga KM 29 yang sempat ditinjau langsung oleh Presiden Joko Widodo didampingi Menteri Basuki pada Jumat (16/11) lalu.
Sementara pada ruas 2 yang menghubungkan Sota-Erambu-Bupul sepanjang 111 km saat ini kondisinya sudah 100 persem teraspal. Selanjutnya pada ruas ke-3 menghubungkan Bupul-Muting sepanjang 38 km dan ruas ke-4 yang menghubungkan Muting-Boven Digoel sepanjang 195 km juga sudah teraspal sehingga bisa dengan mudah dilalui kendaraan.
Preservasi jalan Merauke-Boven Digoel menghadapi tantangan dengan kondisi rawa dan tanah lunak. Oleh karena itu, Kementerian PUPR melakukan peninggian badan jalan menggunakan tanah di sisi jalan. Peninggian badan jalan dari sisi jalan lebih efisien dibandingkan dengan penimbunan tanah dari luar kabupaten.
Menteri Basuki secara khusus memerintahkan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) 18-Ditjen Bina Marga untuk mengambil langkah ofensif untuk perbaikan drainase di bahu jalan, termasuk dengan menyediakan saluran pembuang dan pompa-pompa air, serta membuat kolam tampungan atau embung-embung kecil bekerja sama dengan Balai Wilayah Sungai (BWS) Merauke.
Perbaikan drainase jalan diperlukan untuk menjaga tinggi air tetap di bawah badan jalan, terutama saat musim hujan. Dengan demikian, kondisi jalan tidak cepat terdegradasi dan bisa tetap terjaga kondisinya.
Perbaikan jalan juga tidak menggunakan batu split karena ketiadaan material di lokasi. Batu split harus didatangkan dari Palu dengan biaya angkut yang mahal. Karena itu digunakan bahan Matos berupa campuran tanah dan semen untuk menambah unsur kapur dan selanjutnya badan jalan dilakukan pengaspalan.