Menurut Siswoyo, era digitalisasi saat ini memudahkan mahasiswa maupun alumni penerima program PWMP berkreativitas memasarkan produknya.
“Pertanian sekarang dipandang sebagai bisnis yang potensial, dikembangkan melalui pendekatan agribisnis,” katanya.
Ia menambahkan, keberhasilan penerima program PWMP mengembangkan usahanya juga dilihat dari nilai omzet yang mereka miliki setelah tiga tahun program berjalan. Seperti kelompok PWMP di Yogyakarta yang mengembangkan usaha sektor peternakan kini memiliki omzet ratusan juta.
“Ada juga kelompok PWMP di Cianjur yang usaha hortikulturanya tidak hanya di tingkat nasional tetapi juga sampai internasional, memasok sayuran untuk restoran Jepang,” jelasnya.
Sementara itu, Dr. Burhanuddin dari Fakultas Ekonomi Manajemen (FEM) IPB, yang juga dosen pendamping program PWMP menambahkan, target mengubah pola pikir generasi muda agar mau terjun ke pertanian terwujud.
“Lahirnya inovasi-inovasi bisnis ini adalah bukti bahwa minat generasi muda ke pertanian sudah mulai tumbuh, hingga kini program PWMP masih efektif dan berjalan sesuai jalurnya,” katanya. (Ant)