NUSA DUA – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) membuat inovasi penyubur lahan gambut dari mikroba sehingga tidak perlu lagi membakar.
Direktur Pusat Teknologi Bio Industri BPPT, Asep Riswoko, dalam keterangan tertulis yang diterima di Nusa Dua, Bali, Kamis, mengatakan, mikroba berupa fungsi yang dikembangkan dengan limbah nanas menjadi “biopeat pine” punya kemampuan mengurangi keasaman tanah.
Hasil rekayasa bioteknologi ini juga membantu mikroba bertahan hidup dan bisa memenuhi kebutuhan ph tanah untuk pertanian dan perkebunan sehingga mikroba memiliki kemampuan mengolah lahan gambut secara alami tanpa perlu pembakaran lahan gambut.
Sebagaimana diketahui, dalam Undang-undang Nomor 39 Tahun 2015 tentang Perkebunan, disebutkan setiap pelaku usaha perkebunan dilarang membuka, dan atau mengolah lahan dengan cara membakar. Ini menjadi salah satu alasan dikembangkannya biopeat tersebut, sehingga jadi solusi untuk kebijakan Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB).
Sebelumnya, Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, Eniya Listiani Dewi, mengatakan, inovasi biopeat pine ini diharapkan mampu memberi kesuburan lahan gambut dengan menambah tingkat keasaman atau kadar pH, menggantikan budaya membakar yang menghasilkan abu.
“Stop bakar lahan, biopeat pine ini mampu memberi kesuburan lahan gambut dengan menambah tingkat keasaman atau kadar pH, menggantikan budaya membakar yang hasilkan abu,” kata Eniya.
Menurut Eniya, luas lahan gambut seperti di Riau yang mencapai 4,3 juta hektare (ha), tentu perlu diberikan solusi pupuk hayati agar mengubah budaya petani yang membakar lahan sebelum menanami lahan.