Hutan Mangrove Tegal Butuh Perhatian

Editor: Koko Triarko

TEGAL – Masyarakat Tegal bangga terhadap hutan mangrove yang lokasinya di sebelah timur Pantai Alam Indah atau PA’I. Beragam tanaman mangrove memanjakan mata dan menjadi lokasi favorit untuk swafoto. Pada salah satu gerbangnya, tertulis “Lokasi Foto Prewedding”. Terdapat jalan setapak untuk jogging.
Hutan Mangrove Tegal dikelola masyarakat sekitar, yang dananya sangat terbatas dan masih belum tertata rapi, sehingga membutuhkan bantuan pemerintah, agar kondisinya menjadi lebih baik dan dapat dikelola lebih rapi.
“Hutan mangrove dikelola swadaya masyarakat yang tergabung dalam kelompok Wonosegoro,“ kata Winarto, pengelola Hutan Mangrove Mintaragen, kepada Cendana News, Rabu (14/11/2018).
Winarto membeberkan, hutan mangrove itu dahulu adalah tempat pembuangan sampah,  dan kemudian menjadi tanah timbul garapan warga sekitar untuk menanam kacang, ketela, dan lain-lain.
Winarto, pengelola Hutan Mangrove Mintaragen -Foto: Akhmad Sekhu
“Setelah itu, menjadi hutan mangrove yang ide awalnya sebenarnya dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah dari Semarang, yang berkunjung ke sini dan melihat potensi untuk menjadi hutan mangrove,“ bebernya.
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Tengah, kata Winarto, menyarankan untuk menanam  beragam tanaman mangrove. “Ada cemara laut, bakau, api-api, tanjung, lamtoro, glodogan, mangga, widara laut, waru,  mahoni dan lain-lain,“ terangnya.
Winarto pun menyebut, pembangunan hutan mangrove dimulai pada 2001. “Jadi kami sudah sekitar 17 tahun mengelola hutan mangrove,“ ungkapnya.
Untuk masuk ke hutan mangrove, kata Winarto, tidak ada tiket masuk, karena masuknya dari PAI yang sudah ada tiketnya. “Kita hanya mengenakan biaya parkir yang cukup murah. Biaya parkir itu nantinya digunakan sebagai biaya kebersihan hutan. Jadi, sembari bertandang, kita juga turut serta untuk membantu kebersihan di hutan mangrove ini,“ ujarnya.
Winarto berharap, pemerintah memperhatikan kondisi hutan mangrove sekarang ini, agar hutan mangrove semakin bagus dan dapat tertata rapi.
“Kalau ini diambilalih oleh Dispora untuk pariwisata yang disatukan dengan Pantai Alam Indah, kita mengharapkan kelompok kami turut dipekerjakan, apakah itu menjadi tukang sapu, penjaga hutan kota, atau lainnya,“ pungkasnya.
Lihat juga...