Singkong Petani Lebak Bisa Jadi Andalan
LEBAK – Singkong produksi petani Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, bisa menjadi produk andalan ekonomi daerah tersebut. Saat ini, permintaan pasar terhadap produk tersebut, cenderung meningkat, sehingga mampu menyumbang kesejahteraan masyarakat setempat.
“Kami berharap petani lebih meningkatkan produksi ubi kayu untuk memenuhi permintaan pasar,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Dede Supriatna, Minggu (21/10/2108).
Selama ini, petani Kabupaten Lebak menggarap pertanian singkong sebagai usaha sambilan. Belum dijadikan kegiatan andalan untuk menopang ekonomi masyarakat. Petani mengembangkan singkong di lahan darat secara tumpang sari, dengan tanaman lain. Karena itu, sebagian besar produksi singkong hanya untuk memenuhi konsumsi anggota keluarga. Padahal, saat ini permintaan singkong mengalami peningkatan. Bahkan ditampung perusahaan tepung tapioka dari Lampung.
Harga ubi kayu di pasar antara Rp3.000 sampai Rp5.000 per kilogram. “Kami mendorong petani agar lahan-lahan tidak produktif dapat ditanami budidaya singkong,” jelasnya.
Saat ini, produksi singkong di Kabupaten Lebak mencapai 22.083 ton, dan petani menanam ubi kayu di lahan darat. Sebetulnya, potensi pengembangan tanaman singkong cukup luas, karena Lebak merupakan daerah agraris. Selain itu, tanaman ubi kayu juga tidak butuh banyak perawatan karena mudah tumbuh subur tanpa pupuk.
Pemerintah daerah kini menjalin kerja sama dengan Perum Perhutani, agar lahan tidak produktif bisa dimanfaatkan masyarakat untuk ditanami ubi kayu. Bekerja sama itu untuk meningkatkan produksi singkong, juga untuk peningkatan ekonomi masyarakat, sehingga dapat mengendalikan urbanisasi dan pengangguran. “Kami menargetkan ke depan Lebak sebagai lumbung singkong karena didukung lahan begitu luas,” pungkasnya. (Ant)