Ribuan Warga Mengungsi, Tinggalkan Palu

Sementara itu, sebanyak 47 orang pengungsi yang merupakan korban gempa dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah, yang 30 persen diantaranya adalah lanjut usia (lansia), anak-anak dan ibu hamil sudah sampai Makassar. “Sebanyak tujuh orang lansia dan selebihnya adalah anak-anak, ibu hamil dan perempuan,” kata Koordinator Trauma Healing posko pengungsi Asrama Haji Sudiang, Makassar, AKBP Wati Mulking.

Pengungsi tersebut datang untuk gelombang kedua. Sebeumnya, pada Minggu (30/9/2018) malam sudah datang sebanyak 200 orang pengungsi. Dari pengungsi gelombang dua yang datang, satu diantaranya tercatat mengalami luka bakar dan langsung dirujuk ke RS DR Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Pengungsi lainnya, dua orang hamil sembilan bulan, dan membutuhkan perawatan khusus menghadapi masa kelahiran bayinya.

Pengungsi lain, Fatma menyebut, para pengungsi diterbangkan dengan pesawat Herkules ke Makassar. Mereka yang diterbangkan, diprioritaskan pada lansia, perempuan dan anak-anak. “Dari informasi yang kami peroleh sebelum pemberangkatan, bagi yang kondisinya masih lumayan kuat dan sebagian besar laki-laki, akan diberangkatkan ke Makassar melalui jalur kapal laut yang disiapkan pihak TNI Angkatan Laut,” katanya.

Sementara terkait dengan persediaan bahan konsumsi di Asrama Haji Sudiang, Makassar, sangat memadai, bahkan bantuan logistik berupa pakaian dewasa dan anak-anak terus berdatangan. Untuk proses pendistribusian ke lokasi bencana, petugas Perintis Tagana Indonesia, Kemensos Sahruddin mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pihak PT Pelindo IV, untuk mengapalkan bantuan ke Donggala dan Palu, Sulteng.

Lihat juga...