Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkiflimansyah/ Foto: Turmuzi
MATARAM – Sampah menjadi permasalahan setiap daerah di Indonesia, tidak kecuali di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dibutuhkan penanganan serius, baik sampah rumah tangga maupun sampah yang dihasilkan industri.
“Sampah selama ini menjadi permasalahan yang hampir dihadapi semua daerah di Indonesia, sehingga dibutuhkan pola penanganan serius dan melibatkan banyak kalangan, termasuk kesadaran masyarakat,” kata Gubernur NTB, Zulkiflimansyah, Rabu (31/10/2018).
Termasuk menjalin kerja sama dengan Wasawa University Of Technology, salah satu universitas Polandia yang konsen soal penanganan sampah dan lingkungan, melalui program magang bagi pemuda dan pegiat lingkungan di NTB.
Wasawa University of Technology, mengundang para pemuda NTB untuk menekuni ilmu di bidang lingkungan. Menurutnya, program tersebut sangat bagus, karena selama ini belum ada lulusan S2 yang konsen pada enviromental engineering di NTB.
“Environmental engineering atau teknik lingkungan, merupakan bidang teknik lingkungan yang menerapkan pemikiran, teknik serta manajemen untuk memelihara dan melindungi kesehatan dan keselamatan manusia melalui lingkungan,” katanya.
Ruang lingkup bidang ini adalah konservasi sumber daya air, pengelolaan lingkungan, pengelolaan kesehatan lingkungan, upaya pengendalian pencemaran, penyaluran limbah dan buangan.
Termasuk pengendalian pencemaran akibat limbah cair, gas dan lumpur dan pengelolaan kualitas perairan, tanah, dan atmosfer, serta pengendalian dan pengelolaan dampak lingkungan dengan pendekatan teknologi.
“Dengan program tersebut, diharapkan pelajar bisa menerapkan dan mengaplikasikan langsung di NTB, sehingga menjadi solusi dari problematika sampah yang ada,” harap Zul.
Lebih lanjut, Zul menambahkan, semua kandidat akan memasukkan aplikasi ke jurusan enviromental engineering. Tidak hanya untuk memperdalam ilmu, namun diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung di bidang enviromental industry.
Sawaludin, salah satu pengusaha sampah, mengatakan, setiap hari ratusan bahkan ribuan ton sampah dihasilkan di NTB, tapi pola penanganannya hanya diangkut dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir.
Langkah tersebut tidak sepenuhnya bisa menjadi solusi penanganan sampah. Padahal, dari sampah dihasilkan, selain bisa didaur ulang, juga sebagian bisa diolah menjadi kompos atau pupuk bagi tanaman pertanian.