Media Diharap Angkat Isu Rokok dalam Frame Ekonomi Kesehatan

Editor: Makmun Hidayat

“Kami ingin mengangkat tentang pengendalian tembakau ini karena memang rokok memiliki efek buruk pada kesehatan. Dan dalam penelitian kami, menunjukkan media sebagai wahana utama di masyarakat dalam mencari informasi yang paling populer saat ini, belum menunjukkan peran yang berarti dalam mengangkat isu tembakau ini,” bebernya.

Padahal, lanjut Anindita, media juga memiliki peran dalam mempengaruhi dalam hal penguatan kesehatan masyarakat dengan memberikan informasi yang tepat dan juga memberika feed back kepada CISDI tentang apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Harapannya, media dapat berperan bukan hanya memberitakan tapi juga dapat membangun opini dalam masyarakat, terutama pada kelompok yang terbiasa memantau berita setiap hari.

CISDI memberikan data cukai rokok Indonesia saat ini masih rendah dibandingkan negara-negara lainya, yaitu rata-rata hanya Rp21.700. “Harus dipahami bahwa pajak dan cukai itu berbeda. Cukai itu adalah kewajiban yang dibebankan pada barang-barang yang memang butuh dikendalikan. Masalah ini saja banyak yang tidak memahami,” ujar Anindita.

Peningkatan tarif cukai dan struktur cukai yang lebih sederhana dipercaya akan mampu mendukung Jaringan Kesehatan Nasional, berdasarkan survei yang dilakukan pada tahun 2016. Dinyatakan bahwa kelompok non-perokok, 80 persen dan kelompok perokok, 70 persen mendukung kenaikan harga rokok.

Dan survei juga menyebutkan bahwa 72,3 persen perokok menyatakan akan berhenti merokok jika harga rokok diatas Rp50 ribu per bungkus.

Lihat juga...