Koridor 1 TransJakarta Dihapus, Pertimbangkan Nasib Pegawai

Editor: Koko Triarko

Mantan Direktur Umum Transportasi Jakarta (TransJakarta), Budi Kaliwono, angkat bicaea soal jalur 1 TransJakarta dihapus, karena berhimpitan pada trayek MRT Jakarta, di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018). -Foto: Lina Fitria
JAKARTA – Mantan Direktur Umum Transportasi Jakarta (TransJakarta), Budi Kaliwono, mengatakan, TransJakarta (TJ) tidak pernah menolak penghapusan Koridor 1. Bahkan, wacana penghapusan Koridor 1 ini sudah sempat muncul, ketika Sandiaga Uno masih menjabat sebagai Wakil Gubernur DKI.
“Kalau dari TJ tidak pernah menolak untuk dihapuskan, tapi saya sebagai Dirut TJ hanya melihat dari kacamata TJ, silahkan Pemrov hapuskan, tapi sama-sama kita perhitungkan. Karena saya dengar sendiri dan saya bicara dengan Pak Wagub semasa itu, bahwa kalau memang harus dihapuskan, ya silahkan. Tapi, harus diputuskan sama-sama,” kata Budi kepada wartawan, di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Selasa (30/10/2018).
Ia menambahkan, tidak mungkin TransJakarta mencabut tanpa mengetahui isinya semua.
Meski tidak menolak penghapusan Koridor 1 TJ, Budi mengaku ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan, jika Koridor 1 dihapuskan, seperti nasib pegawai yang melayani di Koridor 1.
“Kami tidak pernah menghalangi untuk penghapusan, yang pasti dipikirkan adalah aspek-aspek pelayanan tadi. Ditambah juga, karena Koridor 1 itu ada 27 rute dan berapa banyak karyawan yang harus berkorban,” ucap Budi.
Budi berharap, apa pun keputusannya, yang terpenting adalah pelayanan TJ kepada masyarakat tidak terganggu.
“Penghapusan Koridor 1 ini kembali kami serahkan kepada yang berwenang. Nanti Pak Agung (Dirut TJ yang baru) pasti ada resepnya, integrasi ini supaya smooth, yah. Ditutup atau tidak yang penting pelayanan tidak terganggu,” tuturnya.
Sementara, Direktur Utama Transpotasi Jakarta yang baru kemarin menjabat, Agung Wicaksono, saat masih menjabat Dirut Utama PT MRT Jakarta, mengatakan, penghapusan Koridor 1 TransJakarta, karena Koridor 1 TransJakarta berhimpitan dengan jalur MRT Jakarta fase I.
“Jalur yang berhimpitan tidak sehat, karena pemerintah akan membayar dobel untuk dua moda transportasi di jalur yang sama. Karena kalau kereta MRT tidak bisa rerouting, jadi perlu dipertimbangkan secara matang penghapusan Koridor 1,” ungkapnya.
Menurut mantan Dirut PT MRT Jakarta, penghapusan rute itu untuk memaksimalkan fungsi MRT dari segi penggunaannya oleh masyarakat.
Agung mengatakan, sebelumnya PT MRT Jakarta sudah melakukan kajian soal jalur MRT fase 1 sepanjang 16 kilometer, yang dimulai dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI. Hasil dari kajian itu adalah usulan penghapusan atau rerouting jalur bus Transjakarta.
“Karena kalau kereta MRT yang harus rerouting, tidak bisa,” ujar Agung.
Jalur Bus Transjakarta yang berhimpitan itu terletak di Koridor 1, yang melayani penumpang dari halte Blok M sampai halte Dukuh Atas. Jalur sepanjang 6 kilometer itu berhimpitan persis dengan jalur MRT fase 1.
Sehingga, perlu ada penghapusan atau perubahan jalur Bus Transjakarta, agar kereta MRT dapat melayani penumpang dengan maksimal. Pada fase 1 ini jumlah stasiun MRT sebanyak 13 stasiun, terbentang dari Lebak Bulus, Jakarta Selatan hingga Bundaran HI, Jakarta Pusat.
Dengan menggunakan MRT, masyarakat dapat mencapa Lebak Bulus – Bundaran HI dalam waktu 30 menit.
Terkait usul penghapusan rute Koridor 1 tersebut, Kepala Humas Transjakarta, Wibowo, mengatakan pihaknya pernah melakukan survei mengenai itu. Hasilnya, dia mengatakan 90 persen masyarakat yang ikut survei tak menginginkan adanya penghapusan tersebut.
Lihat juga...