Hasil Tangkapan Nelayan di Malut, Meningkat

Ilustrasi - Nelayan - Dok: CDN
TERNATE – Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Ternate, mencatat stok komoditi ikan di Maluku Utara (Malut) dalam sehari mencapai 19 ton, tertinggi dibanding tahun sebelumnya.
“Kalau dalam sebulan mencapai 656 ton, dan ini merupakan peningkatan yang sangat tinggi untuk hasil tangkap nelayan di Malut, sehingga pemasaran ikan Malut harus sampai ke luar daerah,” kata Plt. Kepala KPPN Ternate, Jafar, di Ternate, Kamis (25/10/2018).
Dia mengatakan, sesuai catatan, pendaratan ikan d KPPN Ternate dalam dua bulan terakhir mengalami peningkatan. Kenaikan ini terjadi di saat bulan Agustus, karena total pendaratan ikan sebanyak 460 ton, sedangkan September mengalami kenaikan lagi menjadi 656 ton.
“Jadi, volume nilai produksinya juga mengalami peningkatan, dari Rp8 miliar naik menjadi Rp12,5 miliar, terhitung hingga September lalu,” ujarnya.
Pendaratan ikan didominasi oleh ikan Cakalang, Ikan Tongkol, Layang, dan Madidiha. Seluruh hasil tangkap para nelayan yang dimasukkan lewat KPPN Ternate, diambil oleh pebisnis ikan untuk dijual.
“Untuk pendaratan ikan, per hari mencapai 19 ton dan paling minim 8 hingga 10 ton itu, jika cuaca buruk dan lainnya kalau normalnya 19 ton,” katanya.
Begitu pula untuk pendaratan ikan pada September, untuk cakalang sebanyak 190 ton dengan nilai produksi Rp3,8 miliar.
Sementara ikan yang didaratkan ke KPPN Ternate tersebut bukan hanya dikonsumsi oleh masyarakat lokal saja, namun ada juga pelaku usaha yang menjual ikan dalam bentuk segar ke Bitung.
“Permintaan ikan di Bitung sangat tinggi, dan didominasi oleh perusahaan besar seperti pengalengan ikan, sehingga pengusaha yang ada di Ternate lebih memilih mengirim ikan di Bitung menggunakan Feri,” ujarnya.
Dia menambahkan, ada dua jenis pemasaran ikan keluar daerah, yaitu bentuk fresh dan beku. Jenis fresh dikirim ke Bitung dan untuk beku dikirim ke Jakarta, Surabaya dan Makassar. (Ant)
Lihat juga...