Gubernur NTB Minta Pengusaha Berkontribusi Dalam Pembangunan

Editor: Koko Triarko

MATARAM – Kemajuan pembangunan daerah, selain ditentukan oleh program kerja nyata dan penggunaan anggaran yang dilakukan secara tepat sasaran, juga banyak ditentukan oleh seberapa besar kontribusi perusahaan yang beroperasi di daerah.
“Investasi dan kalangan dunia usaha menjadi salah satu faktor penting yang menentukan kemajuan pembangunan di daerah,” kata Gubernur NTB, Zulkiflimansyah Rapat, pada Koordinasi BUMD 2018, di Mataram, Rabu (24/10/2018).
Karena itu, dalam rangka memajukan daerah, kalangan pengusaha diminta memberikan kontribusi secara kongkret, baik secara langsung maupun tidak. Misalnya, dalam bidang ekonomi, dengan mengarahkan dana CSR semaksimal mungkin melakukan pembinaan dan pemberdayaan kepada masyarakat pelaku UMKM, termasuk bidang pendidikan.
“Dengan jalan tersebut, masyarakat bisa merasakan multiplayer efek dari proses pembangunan dan keberadaan perusahaan yang ada,” katanya.
Bagaimana pemerintah dapat memaksimalkan peran BUMD dan mendinamiskan peran tersebut, dengan tujuan pembangunan daerah. Untuk itu, tugas pemerintah adalah memastikan linkungan di daerah, aman, nyaman, bersahabat serta menyenangkan bagi hadirnya dunia usaha untuk berinvestasi.
Kenyamanan bekerja itu, lanjutnya, dengan sendirinya  akan membawa kemajuan bagi perusahaan. Umur perusahaan bisa panjang, jika perusahaan  memiliki empat karakter di dalamnya, antara lain harus sensitif dan bisa menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungan. Perusahaan juga harus memiliki identitas yang jelas.
Karakter ketiga, menurut gubenur, yang harus dimiliki perusahaan adalah conservative in finance, artinya selektif dalam membelanjakan uang perusahaan.
“Harus bisa bertoleransi, memberikan peluang yang fleksibel pada individu marjinal. Memandang perusahaan sebagai sebuah entitas yang hidup, yang akan tumbuh, berkembang dan suatu saat nanti akan mati,” katanya.
Di situlah, katanya, tugas bersama seluruh komponen perusahaan, untuk menjaga agar perusahaan tetap bisa hidup sehat.
“Kenapa seringkali perusahaan mati?, karena seringkali perusahaan dijadikan sebagai mesin penghasil uang, profit atau keuntungan semata”, katanya.
Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) NTB, H. Iswandi, menyampaikan indeks kapasitas fiskal daerah (IKFD) NTB selama sepuluh tahun belakanngan ini berada dalam kategori rendah.
Maka, diharapkan tiga tahun ke depan, IKFD NTB dapat berada dalam kategori sedang, dan BUMD merupakan salah satu penyumbang deviden untuk PAD.
“Melalui rakor ini, diharapkan dapat dirumuskan proyeksi untuk peningkatan proporsi penyertaan deviden ke depannya”, harap Iswandi.
Lihat juga...