GTT di Jember Galang Kekuatan untuk Mogok Ngajar

Editor: Mahadeva WS

JEMBER – Polemik tidak tertampungnya Guru Tidak Tetap (GTT) di Kabupaten Jember dalam proses rekruitmen Calon Pegawai Negeri Sipil (CNS), semakin berkepanjangan.

Banyak GTT tidak ditampung, karena terganjal batasan usia. Hal tersebut dinilai oleh para GTT, mereka merasa di dzolimi oleh pemerintah. Mereka merasa, pengabdian puluhan tahun sebagai GTT tidak dihargai. Belum termasuk, persoalan honor yang dijanjikan pemerintah Kabupaten Jember, yang hingga kini belum kunjung mendapatkan penyelesaian.

Berbagai upaya telah ditempuh, untuk memperjuangkan nasib GTT Jember, yang berjumlah 4.700 orang. Upaya terbaru dilakukan dengan mogok mengajar selama dua minggu, yang sedianya akan dilakukan dari 15 hingga 29 Oktober 2018. Namun upaya tersebut kandas di tengah jalan, karena adanya intimidasi dari pihak luar terhadap GTT.

Moch. Ali Zamil, Ketua Presidium Front Pembela Honorer Indonesia (FPHI) mengatakan, pihaknya mengakui, jika awalnya hendak melakukan aksi mogok. Bahkan, pemberitahuan aksi sudah dikirimkan ke sejumlah koordinator yang ada di tingkat bawah. Surat pemberitahuan sudah menyebar. “Pada saat jelang pelaksanaan ada indikasi teman-teman di bawah mendapatkan intervensi dari pihak luar,” kata Zamil kepada Cendana News, Kamis (18/10/2018).

Zamil mengakui, kesolidan sesama honorer di seluruh Jember masih belum satu suara. Untuk guru, tenaga kependidikan, dan honorer di luar dinas pendidikan, memiliki wadah sendiri-sendiri. Bahkan, untuk guru, juga terbaik menjadi SD, SMP, SMA, K2, dan honorer lainnya. “Padahal, dengan wadah ini, semua satu menjadi dalam wadah honorer. Semua bersatu satu suara satu seperjuangan,” tutur Zamil.

Lihat juga...