Deteksi Kekerasan Siswa, Guru Perlu Psikotes Berkala

SURABAYA – DPRD Kota Surabaya meminta Dinas Pendidikan setempat harus melakukan psikotes atau tes psikologi secara berkala terhadap guru untuk menghindari adanya perilaku kekerasan guru terhadap siswa.

Wakil Ketua Komisi D Bidang Kesra dan Pendidikan DPRD Kota Surabaya, Junaedi, di Surabaya, Selasa, mengatakan, psikotes ini penting untuk mengukur tingkat emosional guru pada saat mengajar di sekolah.

“Siapa tahu, mereka (guru) mempunyai masalah di rumah yang kemudian terbawa saat mengajar di sekolah,” ujarnya.

Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD Surabaya ini menyamakan psikotes ini dengan yang sudah dilakukan Polri terhadap anggotanya yang layak memegang senjata api. Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mendorong Pemkot Surabaya agar segera melakukan psikotes secara berkala terhadap semua guru yang ada di Surabaya, minimal setahun sekali.

“Psikotes ini juga sekaligus untuk melengkapi uji kompetensi yang selama ini sudah dilakukan terhadap tenaga pendidik,” katanya.

Pernyataan Junaedi ini menyikapi adanya tindakan kekerasan terhadap tiga pelajar di SMPN 44 Surabaya pada beberapa waktu lalu. Para pelajar tersebut mengaku sempat ditampar dan dipaksa untuk menggigit kaus kaki serta sepatunya.

Kekerasan tersebut dilakukan oleh satu di antara guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia berinisial RR. Akibat peristiwa ini pihak Dispendik Kota Surabaya memberikan sanksi terhadap oknum guru itu dengan tidak boleh mengajar dan memindah tugaskan sebagai staf di kantor Dispendik Kota Surabaya.

“Kami menyayangkan peristiwa tersebut mengingat Surabaya sebagai penyandang Kota Layak Anak. Semoga kejadian itu tidak terjadi lagi di Surabaya,” kata politikus Partai Demokrat ini.

Lihat juga...