2019, Pesisir Selatan Terapkan Pengelolaan Irigasi Terintegrasi

Editor: Koko Triarko

PESISIR SELATAN – Pada 2019 mendatang, Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat melakukan penerapan program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP). 
Program IPDMIP atau program pengembangan dan pengelolaan irigasi partisipatif terintegrasi ini, dinilai akan membawa dampak yang sangat bagus bagi pertanian daerah setempat.
Alasannya, dengan menerapkan program IPDMIP, akan turut memperbaiki sejumlah komponen aktivitas, perbaikan pengelolaan irigasi, perbaikan sistem usaha tani, dan perbaikan mata rantai keuangan yang dibutuhkan petani dalam bertani.
“Program itu memang kita mulai tahun depan, tapi sosialisasinya sudah dimulai. Tujuan kita dengan adanya program itu jelas, yakni untuk mendorong hasil dan produktivitas pertanian di Pesisir Selatan,” kata Jumsu Trisno, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Pesisir Selatan, Senin (29/10/2018).
Ia menyebutkan, pengembangan dan pengelolaan irigasi partisipatif terintegrasi atau IPDMIP, merupakan salah satu program kerja dari empat kementerian/lembaga, yakni Kementerian Pertanian, Kementerian Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri dan Bappenas.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Pesisir Selatan Jumsu Trisno/ Foto: Ist
Menurutnya, salah satu alasan dimulainya pada 2019, karena memang pengelolaan irigasi di Pesisir Selatan, sangat butuh dilakukan secara komprehensif, untuk meningkatkan perbaikan irigasi yang ada.
“Soal irigasi, mungkin di beberapa daerah di Pesisir Selatan ini, belum memiliki irigasi yang bagus untuk mengairi sawah milik petani. Nah, untuk itu kita berharap betul, dengan adanya IPDMIP ini menyelesaikan persoalan pertanian di Pesisir Selatan,” ujarnya.
Ia menjelaskan, hal-hal yang akan dilakukan dalam menerapkan program IPDMIP ini, di antaranya perbaikan pengelolaan irigasi, perbaikan sistem usaha tani, dan perbaikan mata rantai keuangan yang dibutuhkan petani dalam bertani.
“Intinya, program ini untuk meningkatkan produksi dan peningkatan kesejahteraan petani. Jadi kita harap, petani bisa terbantu nanti dengan pengembangan program ini,” ungkapnya.
Menurutnya, pengembangan program tersebut didanai melalui pinjaman dari Asian Developtment Bank (ADB). Pada 2019, Pesisir Selatan menganggarkan sebesar Rp45 miliar. Namun untuk realisasiny,a Pemkab Pessel terlebih dahulu harus mendanai dengan APBD.
“Intinya, dilaksanakan dulu dengan APBD. Setelah terlaksana diganti dengan IPDMIP, yang bersumber dari ADB (Asian Developtment Bank),” jelasnya.
Jumsu Trisno juga mengatakan, dengan realisasi program IPDMIP ini, Pemkab Pesisir Selatan menargetkan perbaikan irigasi di daerah tersebut bisa teratasi seluas 6.000 hektare lahan pertanian masyarakat. Hal ini mengingat, sampai pada 2018 ini, hanya 40 persen yang bisa diperbaiki.
“Semoga program ini bisa bermanfaat bagi petani dan mewujudkan visi dan misi pemerintah, khususnya yang digencarkan Bupati kita dalam meningkatkan kesejahteraan petani,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumatra Barat (Sumbar), Candra, mengatakan dari luas sawah yang ada di Sumbar sekira 230 ribu hektare, hanya sebagian kecil yang memiliki irigasi yang memadai.
Ia menyebutkan, dari catatan yang ada di dinasnya, baru 45 persen sawah yang tersentuh irigasi. Sementara, lebih dari 30 persen irigasi lainnya masih mengadalkan curah hujan atau sawah tadah hujan.
Menurutnya, seharusnya 75 persen sawah yang ada di Sumbar ini sudah memiliki irigasi yang memadai. “Dari catatan kita ada beberapa daerah yang petaninya berinisiatif memanfaatkan sungai, sehingga airnya bisa mengaliri hingga lahan sawah petani,” katanya.
Sementara untuk sawah tadah hujan, kebanyakan berada di daerah Kabupaten Pesisir Selatan, Agam, hingga Pasaman Barat.
Ia mengatakan, jika irigasi buruk, maka akan berdampak kepada hasil produksi padi, sehingga berpotensi mengganggu terget swasembada pangan di Sumbar. Padahal, pada tahun ini Sumbar menargetkan 2,8 juta ton hasil panen padi.
“Jadi, untuk mencapai terget tersebut kita mencoba memaksimalkan potensi yang ada, seperti saat memasuki musim panas, menyiapkan pompa air untuk mengaliri air ke lahan kering. Kemudian jika kekeringan masih tetap berlanjut, disiapkan sumur-sumur untuk penyedia air,” sebutnya.
Lihat juga...