1.076 Pekerja Kayu Lapis di Pangkalan Bun di PHK
Jang menyebut, belum dapat memastikan kapan PT Korindo Ariabima Sari Pangkalan Bun, akan kembali beroperasi. Saat ini mereka fokus untuk menyelesaikan tanggung jawab kepada para karyawan. “Kami masih mencari solusi ke depan seperti apa, mengingat di dalam ada alat dan mesin-mesin yang jika terbengkalai terlalu lama akan rusak, tapi semua tergantung kondisi pasar dan orderan konsumen kedepan,” tambahnya.
Keputusan tersebut diklaimnya, sudah dipikirkan sejak beberapa tahun silam. Kondisi neraca keuangan sudah tidak stabil dalam 10 tahun terakhir. Setiap bulan perusahaan harus mengeluarkan biaya kurang lebih Rp8 miliar untuk membayar gaji karyawan tetap, dan Rp2 miliar untuk membayar buruh harian lepas.
Sementara pemasukan sangat minim karena orderan sepi, ditambah bahan baku juga sulit didapat. “Belum lagi persaingan di luar sana, Jepang dan Brazil juga memproduksi kayu lapis,” tambahnya.
Ketua Serikat buruh PT Korindo Ariabima Sari Pangkalan Bun, Suhartono, mengaku senang dengan etika yang ditunjukkan manajeman PT Korindo Ariabima Sari. Meski keputusan itu membuat mereka harus kehilangan pekerjaan.
“Rekan-rekan menerima semua keputusan ini, mengingat kondisi perusahaan juga tidak memungkinkan untuk terus bertahan dengan sistem yang ada sekarang. Kami juga berterima kasih kepada manajeman karena sudah sepakat untuk memenuhi tuntutan kami terkait pesangon. Jika menurut undang-undang kami hanya mendapatkan satu kali pesangon, namun pihak manajeman memenuhi permintaan kami untuk diberikan pesangon sebanyak dua kali seperti yang selama ini mereka terapkan kepada karyawan karyawan tetap yang telah pensiun,” pungkasnya. (Ant)