Jambore Nasional Wujudkan Indonesia Bebas Sampah 2020
Editor: Satmoko Budi Santoso
Dari acara Jambore diharapkan ada masukan atau rekomendasi, sehingga Kementerian PUPR dan lembaga lainnya akan berusaha memproses masukan tersebut menjadi kebijakan yang akan dilaksanakan di seluruh Indonesia.
Lebih lanjut Danis menyampaikan, langkah konkret dari pemerintah dalam mengatasi masalah sampah adalah dengan memanfaatkan sampah untuk diubah menjadi energi. Saat ini tahapannya sudah mulai dijalankan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di 12 kota di antaranya Denpasar, Manado, dan kota-kota besar lainnya.
Selain itu juga ada pemanfaatan sampah plastik (kresek) sebagai bahan campuran pembuatan aspal.
“Salah satu sampah yang dominan adalah sampah plastik. Sampah plastik telah dibagi menjadi beberapa klasifikasi di antaranya tas plastik atau kresek. Kami dari PUPR sudah berhasil mengubah plastik kresek tersebut menjadi bahan campuran untuk aspal. Aspal pun menjadi lebih baik. Jadi, plastik yang tadinya tidak dimanfaatkan, kita manfaatkan,” tandasnya.
Dikatakan Danis, untuk memproses dari plastik lembaran tersebut menjadi bahan campuran aspal, dibutuhkan mesin pencacah. Kementerian PUPR sedang mengupayakan program seribu mesin pencacah plastik yang akan dibagikan kepada masyarakat agar nanti tercipta sampah-sampah yang akan dibeli untuk menjadi campuran aspal.
“Kalau seribu mesin pencacah ini berhasil diterapkan, otomatis salah satu isu sampah plastik bisa dikurangi dengan membuatnya sebagai bahan campuran aspal,” terangnya.
Sementara itu, penanggung jawab jambore, Mohamad Bijaksana June Rosano menilai, saat ini
pertumbuhan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap sampah semakin meningkat. Tinggal bagaimana pemerintah dan pegiat persampahan bisa benar-benar membuat ekosistem pengelolaan sampah yang baik.