DKPKP Gianyar Galakan Alat Tangkap Ramah Lingkungan
Editor: Mahadeva WS
Khusus untuk lobster, berdasarkan data di 2017 produksinya mencapai 10,8 ton per tahun. Nelayan lobster di kecamatan Gianyar ada enam kelompok, Kecamatan Blahbatuh tiga kelompok dan di Kecamatan Sukawati ada tiga kelompok, selama ini menggunakan alat tangkap bubu untuk menangkap lobster. Sementara nelayan di Br. Kubur Kecamatan Sukawati, menggunakan jaring klitik atau dikenal dengan istilah jaring udang.
“Melihat produksi lobster yang cukup banyak dan harga yang menggiurkan, kami berupaya mendorong produksi nelayan dengan mengadakan pelatihan pembuatan bubu alat tangkap yang ramah lingkungan, sehingga hasil yang didapat cukup banyak dengan tidak merusak sumber daya alam perairan,” tegas Ni Made Jepun.
Salah satu narasumber bimtek, Ir. Yohanes Bangkit menjelaskan, alat penangkap ikan ramah lingkungan seperti bubu masih, sangat mungkin untuk dikembangkan. Seperti yang dilakukan dengan Teknologi Inovasi Pembuatan Bubu Lipat. Keunggulan teknologi penangkapan ikan dengan bubu, keuntungannya yaitu, penempatan alat mudah, pengoperasian mudah, mutu hasil tangkapan baik dan dapat dioperasikan di tempat tempat yang alat penangkap ikan lain tidak dapat dioperasikan.
Selain itu bubu lipat juga cukup efektif, karena hanya menangkap ikan yang menjadi target penangkapan. Alat tersebut juga lebih efisien dibandingkan dengan bubu konvensional. “87,5% lebih efisien karena bisa dilipat,” pungkasnya.