Nelayan di Jembrana Keluhkan Mahalnya Harga Solar
JEMBRANA – Nelayan perahu selerek di Kabupaten Jembrana, Bali mengeluhkan harga solar karena mereka harus menggunakan solar nonsubsidi yang harganya jauh lebih tinggi dari solar subsidi.
“Keluhan nelayan ini sudah kami sampaikan kepada komisi yang membidangi nelayan di DPRD Provinsi Bali serta dinas terkait,” kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Jembrana Made Widanayasa, di Negara, Kamis.
Ia mengatakan, persoalan solar ini mulai dikeluhkan nelayan, saat pemerintah menetapkan syarat kelengkapan dokumen bagi nelayan yang ingin mendapatkan rekomendasi pembelian solar non subsidi.
Bagi nelayan yang ukuran perahunya di bawah 30 GT, ia mengatakan, pengurusan sejumlah dokumen tersebut bisa dilakukan di Dinas Kelautan Dan Perikanan provinsi, sementara untuk bobot di atas 30 GT harus dilakukan ke pusat.
“Semenjak aturan itu diberlakukan, praktis bagi nelayan yang belum memiliki dokumen bersangkutan tidak boleh mendapatkan rekomendasi pembelian solar subsidi,” katanya.
Persoalannya, kata Widanayasa, dalam pengurusan dokumen ke dinas terkait di Pemerintah Provinsi Bali, nelayan harus beberapa kali bolak balik ke Denpasar, yang jaraknya dari Kabupaten Jembrana cukup jauh.
Untuk menuju ke Denpasar sebagai ibukota provinsi, masyarakat asal Jembrana harus menempuh perjalanan antara 3 jam sampai 4 jam.
“Persoalan jarak ini juga yang menghambat pelayanan. Saat bertemu dengan wakil rakyat di DPRD Bali dan dinas terkait, kami usulkan agar pemerintah provinsi menjadwalkan pelayanan ke lapangan bagi nelayan yang membutuhkan pengurusan dokumen,” katanya.
Selain itu, menurutnya, dalam jangka pendek ia berharap Pemerintah Kabupaten Jembrana dan institusi terkait seperti kejaksaan dan kepolisian, bisa membuat sejenis kesepakatan bersama yang memberi izin kepada nelayan untuk mendapatkan rekomendasi pembelian solar bersubsidi dari Dinas Kelautan Dan Perikanan Jembrana.