Musim Menikah, Penjualan Furnitur Lokal Meningkat
Editor: Satmoko Budi Santoso
BANJARMASIN – Banyaknya masyarakat Banua yang menggelar kegiatan perkawinan sebelum momen Idul Adha, membuat permintaan furnitur lokal dari pasangan pengantin baru mengalami peningkatan.
Dari pantauan di salah satu pusat penjualan furnitur lokal di Banjarmasin, yakni di daerah Kampung Melayu, para pedagang furnitur lokal mengklaim sudah ada kenaikan permintaan berbagai jenis furnitur hingga 20 persen dibanding hari biasa sebulan terakhir.
“Kalau biasanya 8-9 buah furnitur lokal bisa kita jual, kini naik menjadi belasan buah satu bulan terakhir. Kenaikan ini sendiri kami prediksi terus berlanjut hingga akhir tahun nanti,” jelas Owner Mebel Berkat Usaha, Raffi’i, Selasa (7/8/2018).

Untuk jenis furnitur lokal yang banyak dibeli didominasi oleh jenis lemari pakaian, tempat tidur, meja rias hingga meja televisi. Lalu untuk harga, lemari pakaian dibandrol Rp950 ribu-Rp1,2 juta, tempat tidur dari Rp600 ribu – Rp1 juta, meja rias sebesar Rp450 ribu dan meja televisi dari Rp250 – Rp400 ribu per buah.
“Kami juga menerima desain sendiri dari konsumen. Namun harganya menyesuaikan dengan bentuk, ukuran dan tingkat kesulitan dalam pembuatan,” ungkapnya.
Walau mengalami kenaikan permintaan, jika dibandingkan dengan 10 tahun silam, kenaikan permintaan sekarang turun hingga mencapai 50 persen. Hal itu mengingat 10 tahun lalu saat musim kawin penjualan furnitur lokal bisa tembus hingga mencapai puluhan unit per bulan.
Berkurangnya permintaan futnitur lokal sendiri mengingat kalah bersaing dengan furnitur modern yang kini banyak dijual di pasaran dengan menawarkan desain dan konsep yang lebih menarik bagi konsumen.