Industri Sawit Miliki Peran Penting di Tengah Tergerusnya Devisa

Perkebunan sawit, ilustrasi -Dok: CDN
BELITUNG – Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), Joko Supriono, mengatakan, bisnis industri kelapa sawit mampu mendongkrak perekonomian negara, sebab sampai saat ini, usaha tersebut merupakan salah satu penyumbang terbesar devisa bagi Indonesia.
“Kami yakin, bila pemerintah mendukung secara penuh pengembangan industri kelapa sawit, tingkat perekonomian negara kita akan kuat, bahkan mampu besar menyaingi negara-negara lainnya,” kata Joko, di Belitung, Kamis (23/8/2018).
Menurut dia, sawit sebagai salah satu komoditas andalan yaitu crude palm oil (CPO) menyumbang porsi sekitar 15 persen dari total ekspor nonmigas. Artinya, hal itu dapat dimaksimalkan dalam jangka pendek untuk mengatasi masalah perekonomian Indonesia yang saat ini naik turun.
Ia mengatakan, industri sawit sebenarnya punya peranan penting bagi perekonomian Indonesia, di tengah tergerusnya devisa. Hal itu akibat penguatan dolar AS terhadap rupiah dan defisit neraca perdagangan hingga Juni, lalu.
Pada semester satu 2018, ekspor CPO turun enam persen menjadi 14,16 juta dibanding periode yang sama tahun lalu, 15,04 juta. Hasilnya, neraca perdagangan Indonesia otomatis menjadi defisit US$2,03 miliar.
Penurunan ekspor tersebut juga diakibatkan berbagai isu miring terkait industri kelapa sawit yang terus berkembang di Indonesia. Salah satunya, pelanggaran HAM, menurut PBB, pelanggaran usia tenaga kerja pada anak-anak, dan pelanggaran tata ruang pada kebakaran lahan membuat kinerja ekspor CPO Indonesia, susut.
“Pemerintah perlu mengingat, industri kelapa sawit sampai saat ini telah menciptakan 17,5 juta jiwa untuk lapangan pekerjaan. Bahkan CPO telah menyumbang lebih dari US$20 miliar devisa ekspor,” ujarnya.
Sementara itu, Sekeretaris Jenderal Gapki. Togar Sitanggang, mengungkapkan, sawit Indonesia cukup dikhawatirkan perkembangannya oleh negara lain. Sehingga banyak sekali isu miring yang dibuat untuk membuat lesu industri tersebut.
“Pemerintah harusnya melihat betapa penting industri kelapa sawit sampai sekarang, sebab sampai saat ini hasil produksi kita cukup besar, bahkan salah satu yang terbesar di dunia,” jelasnya.
Togar juga menjelaskan, bahwa CPO dapat dibuat menjadi salah satu sumber energi yang dapat diperbaharui, tinggal bagaimana negara ini memanfaatkan kesempatan menjadikan industri sawit sebagai salah satu unggulan yang dapat memperkuat perekonomian negara. (Ant)
Lihat juga...