Harga Telur dan Daging Ayam Ras, Penyebab Inflasi Juli 2018
Editor: Satmoko Budi Santoso
JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa perkembangan inflasi yang terjadi sepanjang Juli 2018 sebesar 0,28%. Besaran Inflasi tersebut menurut Kepala BPS Pusat Suhariyanto masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan Inflasi yang terjadi pada bulan sebelumnya.
Menurut Suhariyanto, sebenarnya ada yang hal yang menarik untuk dicermati yaitu adanya fenomena kenaikan telur ayam ras yang lumayan tinggi jika dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kenaikan harga telur ayam ras bisa dikatakan menjadi salah satu penyebab terjadinya Inflasi.
Berdasarkan pemantuan BPS, harga telur ayam sempat mengalami kenaikan hingga mencapai Rp30.000/kg. Tingginya harga telur ayam ras tersebut, menurut BPS, dikategorikan sebagai salah satu penyumbang terbesar inflasi yang terjadi sepanjang Juli 2018.
Suhariyanto mengatakan, berdasarkan pemantauan BPS, perkembangan harga bahan makanan secara keseluruhan menyumbang Inflasi sebesar 0,86. “Kenaikan harga telur ayam mempunyai andil sebesar 0,08 persen dari seluruh kenaikan harga komoditas kebutuhan pokok,” jelasnya di Jakarta, Senin (1/8/2018).
Menurut Suhariyanto, kenaikan harga telur ayam terjadi di hampir sebagian besar Kabupaten/Kota di seluruh Indonesia. Namun secara perlahan perkembangan harga telur ayam mulai berangsur-angsur mengalami penurunan.
Total ada 72 Kota Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merasakan atau terdampak secara langsung naiknya harga telur ayam, bahkan di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan kenaikannya mencapai 21 persen dibandingkan sebelumnya.
Perkembangan Inflasi yang terjadi sepanjang Juli 2018 ternyata juga dipengaruhi atau disumbang adanya kenaikan harga daging ayam ras. Kesimpulannya kenaikan harga telur ayam dan daging ayam merupakan salah satu penyebab terjadinya Inflasi sepanjang Juli 2018.