Daya Rusak Narkoba Lebih Parah Dibanding Terorisme

Editor: Makmun Hidayat

JAKARTA — Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Heru Winarko, mengatakan daya rusak narkoba lebih serius dibandingkan korupsi dan terorisme.

“Narkoba ini daya rusaknya lebih serius dibandingkan korupsi dan terorisme karena dampaknya besar, kembali normalnya itu tidak 100 persen,” kata Heru di kantor MUI Pusat, Jakarta, Selasa (7/8/2018).

Dia menyebutkan, nilai sebaran narkoba itu hampir merata di semua provinsi di Indonesia. Tidak ada tempat yang kosong dari jeratan narkoba. Malah kata dia, di Sumatera, Bupatinya mengadakan sayembara kalau ada desa tidak terjamah narkoba akan diberi hadiah sepeda motor.

“Tapi tidak ada satu desa pun yang mendaftar sayembara itu. Jadi memang di kabupaten itu semua desa ada narkobanya,” ujarnya.

Menurutnya, jalur masuk narkoba di wilayah Indonesia ini sangat luas dan kebanyakan lewat laut melalui pelabuhan resmi serta pelabuhan tikus. Namun yang paling banyak melalui pelabuhan tikus. BNN akan mengatur strategi untuk menghadang pemasokan narkotika di jalur tikus tersebut.

Untuk jaringan international, sebut dia, Jazirah Arab sekarang menjadi ancaman karena berhadapan langsung dengan Afghanistan, Pakistan, Iran dan juga Myanmar. Dimana tambah dia, di Afghanistan itu ada kekuatan kelompok kokain dan Iran ada kelompok sabu.

“Sindikat Iran seminggu lalu kita tangkap sabu senominal Rp 3 triliun. BNN bicara sindikat bukan artis pemakai,” ujarnya.

Terkait sindikat tersebut, BNN terus meningkatkan pengawasan di penjara atau lapas. Karena menurut Heru, lapas juga merupakan pelabuhan tikus darurat yang menjadi lahan transaksi barang haram dalam penjara.

Lihat juga...