Anindya Bakrie: Menang Renang di Asian Games tidak Sederhana

Anindya Bakrie - Foto: Dok. pbprsi.org

JAKARTA — Ketua Umum Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI), Anindya Bakrie, menilai untuk bisa menang dalam Asian Games bukanlah upaya sederhana karena tim Indonesia harus menghadapi perenang kelas dunia.

Pesaing terberat Indonesia adalah para perenang dari China, Jepang, dan Korea Selatan yang dalam empat hari penyelenggaraan renang Asian Games memang merajai perolehan medali.

“Memang pekerjaan rumah kita masih banyak, tetapi kita harus ‘keep up’ dan memberi semangat kepada para atlet kita karena mereka berjuang dalam kompetisi kelas dunia,” kata Anindya saat ditemui di Stadion Akuatik GBK, Jakarta, Rabu (22/8/2018) malam.

Meskipun tidak menargetkan medali, kontingen renang Indonesia diharapkan bisa mencetak sejarah baru setelah medali perunggu terakhir yang diperoleh Richard Sam Bera dalam Asian Games 1990 Beijing. Harapan tinggi sempat disematkan pada I Gede Siman Sudartawa yang diperkirakan dapat memenangi medali dalam final nomor 50 meter gaya punggung putra.

Sayangnya, Siman yang menjadi nomor satu pada penyisihan sekaligus memecahkan rekor nasional dengan waktu 25,01 detik gagal mengukuhkan namanya dalam penyelenggaraan Asian Games tahun ini setelah dirinya justru finis di posisi kelima pada final dengan waktu 25,29 detik.

Walaupun belum sukses memutar lagu kebangsaan “Indonesia Raya” di arena renang, penampilan Siman dan beberapa perenang Indonesia lainnya disebut Anindya sebagai “kejutan”.

Selain Siman, Aflah Fadlan Prawira memecahkan rekor nasional nomor 400 meter gaya bebas putra dengan tiga menit 53,01 detik, sementara Vanessa Evato menciptakan rekor nasional baru untuk nomor 100 meter gaya dada putri dengan waktu satu menit 09,78 detik.

Lihat juga...