Seniman TIM Rayakan Hari Anak Nasional Secara Swadaya
Editor: Makmun Hidayat
JAKARTA — Pusat Kesenian Jakarta Taman Ismail Marzuki yang populer disebut Taman Ismail Marzuki (TIM) adalah pusat kesenian yang berdiri sejak zaman dulu pada masa Orde Baru pada masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Jenderal Marinir Ali Sadikin, pada tanggal 10 November 1968.
TIM dibangun di atas tanah seluas sembilan hektare. Dulu tempat ini dikenal sebagai ruang rekreasi umum ‘Taman Raden Saleh’ (TRS) yang merupakan Kebun Binatang Jakarta sebelum dipindahkan ke Ragunan.
Para seniman yang dulu tumbuh dan berproses kreatif kesenimanannya di TIM membentuk keluarga besar yang selalu bersatu dalam memperingati Hari Anak Nasional, sebagaimana dalam peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada 23 Juli 2018.
“Hari Anak Nasional di TIM diperingati swadaya oleh kami para seniman TIM,” kata Anto Suhartono, Ketua Panitia Hari Anak Nasional Seniman TIM, kepada Cendana News di Gedung Teater Kecil, TIM. Jl. Cikini Raya No.73, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (23/7/2018).

Anto membeberkan keluarga besar Seniman TIM adalah anak-anak kecil yang dulu latihan dan berproses kreatif kesenimanannya di TIM.
“Sejak 1985 kita sudah biasa mengadakan Hari Anak Nasional, walaupun pemerintah saat itu masih jarang yang memperingatinya,” bebernya.
Menurut Anto, peringatan Hari Anak Nasional dirayakan di TIM terus berkembang, setelah Seniman TIM sudah dewasa menyebar ke berbagai kantong-kantong budaya.
“Ada yang di Sanggar Adinda, ada yang di Senyum Manis Produksi, ada yang di Yayasan Mekar Pribadi, intinya satu, kegiatan Hari Anak Nasional tidak harus dari dilakukan pemerintah, tapi swadaya kita sendiri para seniman TIM,” paparnya.