LANGKAT – Realisasi penanaman padi di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, hingga pertengahan Juli 2018, mencapai 36.379 hektare atau 45,03 persen dari rencana hingga akhir Desember 2018 seluas 80.796 hektare.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Langkat, Nasiruddin, menjelaskan, saat ini petani juga sedang menanam padi di beberapa kawasan yang merupakan lumbung padi Langkat, yaitu Kecamatan Sirapit, Kecamatan Sei Bingei, Kecamatan Salapian, dan Kecamatan Stabat, sehingga luas penanaman padi akan semakin bertambah.
“Mudah-mudahan target bisa tercapai, karena didukung juga oleh beberapa faktor, di antaranya hujan, yang sudah turun merata, ketersediaan benih unggul, dan pupuk,” katanya, Kamis (19/7/2018).
Untuk pupuk, lanjut Nasiruddin, sudah disalurkan untuk penanaman padi, yakni SP36 Superpos mencapai 2.023 ton, ZA 1.167 ton, NPK/Phonka 4.664 ton, dan Petroganik 205 ton.
Sedangkan untuk penanaman padi gogo (ladang) di lahan tadah hujan seperti Kecamatan Tanjungpura, Kecamatan Secanggang, Kecamatan Hinai, dan Kecamatan Gebang, menurut dia, realisasinya sudah mencapai 245 hektare dari rencana tanam hingga akhir 2018 seluas 887 hektare atau 27,62 persen.
“Ini juga sangat diharapkan luas rencana tanamnya dapat terwujud hingga akhir Desember mendatang, agar memberikan kontribusi penambahan luas tanam yang ada,” katanya.
Nasiruddin menambahkan, selain padi sawah dan ladang yang sudah dilakukan, untuk tetap mempertahankan ketahanan pangan, pihaknya juga mendorong petani untuk melakukan pertanaman secara hortikultura, palawija, maupun sayuran.
Menurut dia, penanaman jagung sudah terealisasi hingga Juli 2018 seluas 700 hektare, kedelai 3.251 hektare, kacang tanah 199 hektare, kacang hijau 215 hektare, ubi kayu 134 hektare, ubi jalar 69 hektare, cabai 170 hektare, dan kacang panjang 177 hektare.
“Selain itu, tanaman terong juga sudah terealisasi seluas 75 hektare, mentimun 106 hektare, tomat 11 hektare, semangka 160 hektare, bayam 33 hektare, sawi 26 hektare dan kangkung 20 hektare”, ujarnya. (Ant)