Harga Minyak Dunia Naik Dipicu Kekhawatiran Sanksi Terhadap Iran

Ilustrasi sumur minyak - Dok. bumn.go.id

NEW YORK — Harga minyak naik pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), dengan minyak mentah AS mengakhiri sesi berombak lebih tinggi karena ekspektasi penghentian produksi Kanada yang berlangsung hingga September.

Sementara itu, patokan global Brent naik dipicu kian mendekatnya penerapan sanksi-sanksi Amerika Serikat terhadap Iran dan penurunan produksi di Libya.

Minyak mentah berjangka AS atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus naik 5,0 sen AS menjadi menetap di 73,85 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sedangkan, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman September bertambah 96 sen AS menjadi 78,07 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

“Kami terus melihat pasar minyak didukung, dengan meningkatnya kekhawatiran tentang sanksi terhadap Iran, dimana para penyuling Eropa dan Korea harus mengurangi pembelian mereka hampir nol,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates.

Amerika Serikat mengatakan ingin mengurangi ekspor minyak dari Iran, produsen terbesar kelima dunia, menjadi nol pada November, yang akan mewajibkan produsen besar lainnya untuk memproduksi minyak lebih banyak.

“Ada kekhawatiran bahwa peningkatan produksi Saudi dan Rusia sekarang mungkin hampir cukup untuk mengimbangi — bukan hanya produksi Iran — tetapi juga gangguan pasokan yang kami lihat dari Libya, Nigeria dan Kanada,” kata Lipow.

Di Kanada, gangguan pada fasilitas ladang minyak Syncrude 360.000 barel per hari telah mengurangi aliran ke Cushing, Oklahoma, titik pengiriman untuk minyak berjangka AS.

Pemegang saham mayoritas Suncor Energy Inc mengatakan pada Senin (9/7) bahwa beberapa produksi Syncrude akan kembali beroperasi pada Juli, lebih cepat dari yang diperkirakan. Namun demikian, tidak akan melanjutkan operasi penuh hingga September, yang lebih lambat dari yang diharapkan.

Lihat juga...