Petani Lamsel Panen Buah Melon

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG — Hasil panen petani buah melon di Dusun Pegantungan, Bakauheni, Lampung Selatan, pada masa panen pertama pertengahan Mei yang berdekatan dengan bulan Ramadan ini, melimpah.

Khoirul Anam (24), salah satu petani melon jenis eksyen di desa setempat, menyebut kondisi cuaca didominasi panas membuat produksi melon pada masa tanam pertama tahun ini, melimpah. Potensi kerontokan yang minim pada masa pembungaan membuat hasil produksi buah melon sebanyak 6.000 pohon bisa menghasilkan 7 ton melon segar.

Khoirul menyebut, pada lahan seluas 5.000 meter persegi, dirinya membutuhkan modal sekitar Rp20 juta untuk bibit, pengolahan lahan, perawatan hingga panen.

Harga bibit per paket isi 550 biji seharga Rp150.000, membuatnya memilih membelinya di Banten dengan harga lebih murah, yakni Rp130.000 per paket, atau Rp2.080.000 untuk 16 paket. Ditambah 14 paket atau 6.000 benih siap tanam dan 2.800 sebagai bibit cadangan untuk penyulaman.

Mukti salah satu petani lain memperlihatkan hasil panen melon yang siap dikirim ke sejumlag wilayah di Lampung [Foto: Henk Widi]
“Cara menyiasati efisiensi bibit dilakukan dengan banyak membandingkan harga benih di wilayah Lampung serta Banten. Lumayan, jika ada selisih harga bisa dipergunakan untuk mengurangi biaya modal,” terang Khoirul Anam, Senin (14/5/2018).

Selain efisiensi modal melalui benih, katanya, pola tanam menggunakan mulsa plastik dan ajir bambu juga digunakan untuk tiga kali masa tanam.

Buah melon varietas eksyen atau kerap dikenal dengan melon madu disebutnya tidak terpengaruh oleh musim, karena permintaan hampir setiap hari ada. Kondisi tersebut berbeda dengan jenis komoditas pertanian lain jenis buah timun suri, blewah yang kerap hanya ditanam jelang Ramadan.

Lihat juga...