Pemerintah dan IKAPI Harus Serius Tanggapi Pembajakan
Editor: Mahadeva WS
JAKARTA – Pembajakan hasil karya tidak hanya terjadi pada dunia industri musik, tetapi di dunia penerbitan buku pun mengalami hal yang serupa. Kendala yang menjadi pekerjaan rumah bagi para penerbit karena Pemerintah belum sepenuhnya menangani persoalan tersebut.
Persoalan lain yang dihadapi penerbit adalah, minat baca masyarakat yang semakin berkurang. Gerakan pemerintah mengajak masyarakat gemar baca buku belum juga terlihat geliatnya.
Editor Penerbit Salemba Novita Indra mengatakan, pergerakan atau perkembangan buku cetak masih terbilang stabil di era digital sekarang ini. Maraknya e-book tidak membuat penerbitan buku cetak berkurang, namun yang disayangkan hanya minat baca buku masyarakat yang mulai berkurang.
Perkembangan digitalisasi dengan aplikasi e-book tidak mengangkat minat baca. Minat masyarakat masih relative sedikit menggunakan teknologi tersebut. Untuk perkembangan e-book Novita menilai masih stag tidak bergerak naik. Di awal 2010 hampir seluruh penerbit merasakan ketakutan karena semua akan berpindah ke buku digital. Namun hingga saat ini bahkan sampai negara maju pun untuk buku cetak masih sangat dibutuhkan.
“Yang merasakan dampak atau pengaruh dari e-book itu adalah penerbit buku-buku jenis novel, buku praktis, majalah dan koran. Sedangkan untuk buku teks masih sangat dibutuhkan terlebih dikalangan mahasiswa. Intinya buku teks masih sangat dibutuhkan sedangkan e-book sebagai penunjang, masih dipergunakan disebagian negara seperti Amerika, Jepang, e-book itulah yang menjadi penunjang buku-buku cetak yang ada,”Jelasnya, Kamis, (17/05/2018).
Menurutnya walaupun para mahasiswa dengan mudahnya mengambil atau mendapatkan buku melalui e-book namun tidak semuanya mereka menggunakan melalui teknologi itu, untuk mata kuliah pegangan utamanya tetap menggunakan buku teks. Untuk menghadapi masa era digital, kita memberikan tambahan-tambahan materi buku tersebut melalui e-book, bisa dikatakan yang menunjang buku pegangan utama.