Agung Menggantungkan Hidup di Bambu

Editor: Mahadeva WS

“Pertama bambu dipotong-potong sesuai ukuran. Setelah itu dibelah kecil-kecil dan dihaluskan dengan cara disisik. Lantas dijemur seminggu hingga kering. Begitu kering harus dibelah dan disisik lagi. Baru setelah itu siap dianyam,” jelasnya.

Dengan harga rata-rata Rp60ribu per meter, Agung mengaku mampu menjual puluhan kere bambu setiap bulannya. Selain diambil oleh pedagang, ia juga biasa menjualnya secara keliling.  “Kalau seminggu tidak habis ya saya jualan keliling ke rumah-rumah pakai motor. Karena kalau tidak gitu ya tidak makan,” ujarnya.

Tidak pasti lakunya kerajinan kere bambu buatannya menjadi tantangan tersendiri bagi Agung untuk menekuni usahanya. Meski begitu ia mengaku tetap rutin memproduksi kerajinan tradisional itu setiap hari. “Kendalanya ya tidak pasti laku setiap hari. Karena memang bukan kebutuhan pokok. Seminggu tidak ada satupun barang yang laku itu biasa,” kata lelaki yang juga tinggal di sebuah rumah bambu sederhana buatannya.

Lihat juga...