Rusia Blokir Aplikasi Perpesanan Seluler Telegram
Pendiri dan pemimpin eksekutif Telegram Pavel Durov mengatakan, pemblokiran itu akan merusak kualitas kehidupan 15 juta orang Rusia dan tidak memberi dampak apa pun untuk meningkatkan keamanan Rusia. “Ancaman teroris di Rusia akan tetap pada tingkat yang sama, karena ekstremis akan terus menggunakan saluran komunikasi terenkripsi di aplikasi perpesanan lain, atau lewat VPN,” katanya.
Durov menyebut, keputusan pemblokiran tersebut merupakan aki anti-konstitusional. Oleh karenanya, Dia menyebut akan terus membela hak korespondensi rahasia untuk Rusia. Durov adalah pelopor media sosial di Rusia, tetapi memilih meninggalkan negara itu pada 2014. Sejak itu, ia menjadi kritikus yang lantang terhadap kebijakan Kremlin tentang kebebasan Internet.
Telegram banyak digunakan di negara-negara bekas Uni Soviet dan Timur Tengah. Selain menjadi populer oleh wartawan dan anggota oposisi politik Rusia, Telegram juga digunakan oleh Kremlin untuk berkomunikasi dengan wartawan dan mengatur panggilan konferensi reguler dengan juru bicara Presiden Vladimir Putin.
Pada Senin, kantor juru bicara menanyakan kepada wartawan yang sebelumnya berlangganan obrolan di Telegram untuk beralih ke obrolan yang telah diatur dalam layanan perpesanan yang berbeda ICQ yang merupakan bagian dari kelompok teknologi Mail.ru Rusia. (Ant)