Lampung Gelar Pameran Internasional Pengolahan Kopi

Pringsewu juga dipilih sebagai lokasi kegiatan, karena kabupaten tersebut menjadi titik orbitasi perekonomian tiga kabupaten di Lampung. Hal itu terlihat dari 24 bank yang berdiri untuk mendukung aktivitas ekonominya.

Untuk para pengusaha yang bergerak di bidang kopi, ajang ini sangat sayang untuk dilewatkan, karena di acara ini akan dijelaskan secara detail tentang bagaimana cara menggunakan mesin kopi yang benar, serta akan pengunjung akan mendapat pengetahuan terkait industri perkopian.

“Kopi kan meningkat di sisi sektoralnya. Khusus di Lampung, banyak yang belum dapat menggunakan alat dan mesin pengolahan, terutama mesin baru, yang memiliki tekhnologi tinggi, sehingga di acara ini akan dijelaskan secara detail tentang penggunaannya,” kata dia.

Bayu juga menjelaskan, Indonesia adalah salah satu negara produsen dan eksportir kopi paling besar di dunia. Kebanyakan hasil produksinya adalah varietas robusta yang berkualitas lebih rendah.

Indonesia juga terkenal, karena memiliki sejumlah kopi khusus seperti kopi luwak yang dikenal sebagai kopi yang paling mahal di dunia dan kopi Mandailing.

Berkaitan dengan komoditas-komoditas agrikultur, kopi adalah penghasil devisa terbesar keempat untuk Indonesia setelah minyak sawit, karet, dan kakao.

Pada saat ini, perkebunan kopi Indonesia mencakup total wilayah kira-kira 1,24 juta hektar, 933 hektar perkebunan robusta dan 307 hektare perkebunan arabika. Lebih dari 90 persen dari total perkebunan dibudidayakan oleh para petani skala kecil.

Pengembangan industri pengolahan kopi di dalam negeri memiliki prospek yang sangat baik, mengingat konsumsi kopi masyarakat Indonesia rata-rata baru mencapai 1,2 kg per kapita/tahun dibanding dengan negara-negara pengimpor kopi seperti Amerika Serikat 4,3 kg, Jepang 3,4 kg, Austria 7,6 kg, Belgia 8 kg, Norwegia 10,6 kg dan Finlandia 11,4 kg per kapita/tahun.

Lihat juga...