Gerakan Start-Up Libatkan Mahasiswa Indonesia di China
BEIJING – Gerakan Nasional 1.000 Start-Up Digital akan melibatkan para mahasiswa asal Indonesia di China. Mereka yang tertarik untuk membangun perusahaan rintisan tersebut akan digaet untuk mendukung gerakan tersebut.
“Kalian harus pulang ke Indonesia agar negara kita bisa maju,” kata Direktur Eksekutif Kibar Kreasi Indonesia Yansen Kamto kepada para mahasiswa di Beijing, Sabtu (7/4/2018).
Gerakan yang digagas Kibar itu menargetkan adanya 1.000 perusahaan rintisan atau start-up di Indonesia. Target tersebut diyakini akan tercapai hingga 2020 mendatang. “Target kami dari 2015 sebanyak 1.000 start-up. Sampai saat ini sudah ada 200 start-up yang kami bina dalam tahap inkubasi. Kami yakin target tersebut terpenuhi pada 2020,” ujarnya dalam seminar yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia di Tiongkok (Permit) Beijing bekerjasama dengan Kedutaan Besar RI di Beijing.
Menurut Yansen, peluang usaha di bidang ekonomi digital berbasis start-up masih sangat terbuka lebar. Ekonomi digital di China, disebutnya telah menghasilkan 200 miliar dolar AS, sedangkan Indonesia baru mencatat hasil 81 miliar dolar AS. “Ada enam sektor yang peluang pasarnya sangat besar sehingga perlu penanganan lebih lanjut di bidang start up,” katanya.
Yansen menyebutkan enam sektor yang berpeluang besar dikembangkan oleh pelaku start-up di Indonesia adalah pertanian, pendidikan, kesehatan, logistik, energi, dan pariwisata. Untuk menggerakkan dan memajukan start-up, pemerintah menggandeng Kibar, sebuah perusahaan yang didirikan oleh Yansen untuk membangun ekosistem teknologi di Indonesia melalui inisiatif-inisiatif pembangunan kapasitas dan pembinaan inkubasi.