Efisiensi Pakan Ternak, Manfaatkan Limbah Panen Padi

Editor: Satmoko

Kedua peternak yang menerapkan sistem kandang tersebut mengaku, kerap menjual bibit anakan sapi usia 7-8 bulan. Harga bibit anakan sapi disebut Tumiran saat ini dijual dengan harga Rp15 juta hingga Rp18 juta dan saat usia satu tahun bisa dijual dengan harga Rp23 juta hingga Rp25 juta.

Alpen salah satu peternak sapi limousin memberi pakan tambahan jerami yang difermentasi dan pakan hijauan [Foto: Henk Widi]
Sebagai pekerjaan sambilan beternak sapi disebutnya menjadi investasi masa depan bagi keluarga terutama untuk pendidikan anak-anaknya.

Alpen (40) pemilik enam ekor sapi limousin menyebut, kebutuhan pakan untuk ternak sapi harus diperhatikan. Sebab dengan sistem kandang, sapi yang dipelihara dengan sumber pakan buatan dan alami akan mudah digemukkan. Sebanyak tiga ekor indukan betina dan dua ekor jantan saat ini bahkan sudah memiliki satu ekor anak berusia delapan bulan.

“Sebagian besar pakan hijauan saya peroleh dari mencari rumput di lahan pertanian, bahan stok dengan menanam rumput odot dan gajahan,” terang Alpen.

Alpen menyebut, saat musim panen padi dirinya mengaku memanfaatkan menyimpan stok jerami dalam jumlah banyak. Jerami tersebut selanjutnya dikeringkan dan diberikan sebagai pakan dengan proses fermentasi.

Sumber pakan buatan, hijauan, diakuinya cukup efisien untuk mempercepat pertumbuhan ternak sapi miliknya. Selain sebagai indukan, khusus untuk sapi jantan kerap dijual ketika hari raya dengan harga Rp25 juta hingga Rp27 juta.

Selain mengandalkan pakan dari limbah jerami padi, Alpen menyebut, lahan pekarangan mulai dimanfaatkan. Lahan pekarangan miliknya bahkan kini mulai ditanami dengan rumput gajahan yang didatangkan dari Lampung Timur.

Lihat juga...