Dua Pekan Terakhir, Distribusi Gas Bersubsidi di Bakauheni, Tersendat

Editor: Koko Triarko

LAMPUNG — Sejumlah pengecer di wilayah Bakauheni, Lampung Selatan, terpaksa mengantre membeli tabung gas bersubsidi ukuran 3 kilogram di pangkalan Pertamina di Dusun Siringitik. Aminah, salah satu pengecer tabung elpiji ukuran 3 kilogram, mengaku selama dua pekan terakhir terjadi keterlambatan pasokan.

Menurut Aminah, keterlambatan kerap membuatnya harus menyiapkan stok tabung kosong. Meski sebagai pengecer kuotanya dibatasi hanya 10 tabung, Aminah menyiapkan tabung kosong hingga 20 buah. Keterlambatan datangnya pasokan membuat dirinya harus mencari ke pangkalan lain, terkadang juga membeli di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).

“Pembelian di pangkalan harus mengikuti aturan, yakni membeli maksimal sepuluh tabung, sisanya terpaksa disiasati membeli sebagai konsumen di SPBU dan dibatasi hanya tiga tabung, atau meminta bantuan orang lain untuk membelikan gas, agar semua tabung terisi untuk dijual,” terang Aminah, saat ditemui Cendana News di Bakauheni, Kamis (19/4/2018).

Aminah mengatakan, gas miliknya biasa habis terjual selama empat hingga tujuh hari. Selain untuk kebutuhan rumah tangga, gas elpiji juga digunakan oleh para pedagang gorengan di wilayah tersebut. Tingginya permintaan gas elpiji 3 kilogram, juga diimbangi dengan penjualan gas nonsubsidi ukuran 5,5 kilogram. Sejak setahun terakhir, kata Aminah, pengecer memang diwajibkan menjual gas elpiji nonsubsidi satu tabung untuk setiap lima tabung gas bersubsidi ukuran 3 kilogram.

Senada dengan Aminah, pengecer lainnya di Desa Semampir, Lukman, juga menyebut jika saat ini memang tidak terjadi kelangkaan, namun kerap terjadi keterlambatan distribusi. Harga gas bersubsidi saat ini di pangkalan mencapai Rp18.000 per tabung, dan dijualnya kepada konsumen sebesar Rp22.000. Sejumlah pengecer lain ada yang menjual seharga Rp23.000 per tabung.

Lihat juga...