Batam Berpotensi Jadi Pusat Klaster Industri Elektronik

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto -Dok: CDN

JAKARTA — Kementerian Perindustrian mendorong Batam menjadi pusat pengembangan klaster industri elektronik bernilai tambah tinggi untuk mendukung implementasi Making Indonesia 4.0.

“Hingga sekarang yang telah berkembang di Batam itu industri berbasis perkapalan, yang juga mensuplai ‘marine offshore’. Sektor ini terpengaruh dengan siklus harga perminyakan,” kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya diterima di Jakarta, Senin.

Airlangga menyampaikan hal tersebut ketika melakukan kunjungan kerja di Batam, Kepulauan Riau.

Industri elektronik merupakan salah satu dari lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan dalam penerapan teknologi di era revolusi industri keempat.

Dengan merosotnya harga minyak mentah dunia beberapa waktu lalu, pertumbuhan sektor industri galangan kapal di Batam sempat mengalami penurunan.

“Saat ini, perekonomian Batam hanya dua persen. Untuk itu, kami tengah memacu daya saing industri berbasis elektronik. Selain itu, yang juga menjadi potensi adalah industri ‘maintenance, repair, and overhaul’ (MRO),” papar Menperin.

Peluang besar memajukan industri elektronik di Batam, diyakini Airlangga, karena di kota tersebut terdapat kawasan industri yang 70 persennya diisi oleh produsen elektronik beserta penghasil beragam komponen pendukungnya.

“Ini yang akan kami dorong siklusnya untuk melengkapi industri elektronik di Batam, dari industri ‘recycle’ sampai yang memiliki nilai tambah tinggi,” tuturnya.

Contohnya, di kawasan industri Batamindo, telah berdiri PT Infineon Technologies sejak 1999 yang memproduksi semikonduktor dan solusi sistem untuk kebutuhan komponen elektronik di sektor otomotif, komunikasi dan energi.

Lihat juga...