PHDI Bali Imbau Sekolah tak Libatkan Siswa Saat Nyepi
DENPASAR – Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali, mengimbau pihak sekolah agar jangan melibatkan siswa saat Hari Suci Saraswati, karena hari suci itu bertepatan dengan Hari Nyepi pada 17 Maret 2018.
“Seluruh sekolah sudah kami imbau supaya tidak melaksanakan Saraswati secara besar-besaran dan tidak melibatkan siswa untuk datang ke sekolah,” kata Ketua PHDI Provinsi Bali, Prof. Dr. I Gusti Ngurah Sudiana, di Denpasar, Rabu (7/3/2018).
Imbauan itu disampaikan karena Saraswati yang merupakan hari suci yang diyakini sebagai turunnya ilmu pengetahuan itu bertepatan dengan Nyepi. “Pihak sekolah dapat merayakan dengan ngaturang (mempersembahkan) pejati dan tanpa menggunakan gamelan, sebagai tanda telah melaksanakan Saraswati. Sesajen ini bisa dipersembahkan oleh penjaga sekolah atau orang yang ada di sekitar sekolah,” ujar Sudiana.
Selain itu, pihaknya meminta agar perayaan Saraswati sudah selesai sebelum pukul 06.00 WITA, karena sudah mulai Nyepi, hal ini agar tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.
PHDI Bali pun telah mengeluarkan surat edaran mengenai tuntunan perayaan Saraswati yang bersamaan dengan Nyepi Tahun Caka 1940 ini. “Kalau di Bali itu, saat ‘ngedas lemah’ yakni matahari sudah mulai memerah di arah timur, itu berarti sudah masuk hari berikutnya dan sudah bisa dilaksanakan upacara Saraswati. Ini supaya tidak disalahkan oleh hari, tidak disalahkan oleh wariga, dan tidak disalahkan oleh norma agama Hindu,” ucapnya.
Selain itu, lanjut Sudiana, jika saat Saraswati bertepatan ada ritual piodalan agar tidak mengundang keluarga jauh, tidak menggunakan gong, dan tidak mengundang sulinggih (pendeta Hindu) yang jauh, intinya tidak melibatkan orang banyak.