PBB Upayakan Akses ke Ghouta dan Afrin

Ilustrasi - Logo PBB - Foto: Dokumentasi CDN

JENEWA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) kembali menyerukan akses penuh kepada warga sipil di dalam dan di luar Ghouta Timur, Suriah. Seruan tersebut disampaikan untuk memenuhi kebutuhan mendesak warga setempat.

Akses kebutuhan tersebut menjadi respon setelah sekira 50.000 orang warga Ghouta Timur melarikan diri dalam beberapa hari terakhir. Sekira 104.000 orang lainnya diperkirakan telah mengungsi akibat pertempuran yang terjadi di sekitar kota bagian utara, Afrin.

Ditempat tersebut 10.000 orang terdampar dan mencoba menyeberang ke daerah yang dikuasai oleh Pemerintah Suriah. UNHCR sebagai badan pengungsi PBB memgkhawatirkan krisis kemanusiaan yang lebih dalam terjadi di Suriah. Kekhawatiran tersebut muncul seiring terjadinya pertempuran sengit di Ghouta timur, pedesaan Damaskus dan Afrin.

“Perang tersebut menyebabkan banyak pengungsian baru. Orang-orang ini pergi tanpa membawa apa pun dan mereka membutuhkan hampir semua kebutuhan mulai dari pakaian sampai tempat berlindung,” kata juru bicara UNHCR Andrej Mahecic dalam sebuah paparan di Jenewa.

UNHCR mencatat, Sekira 70 persen dari 50.000 orang yang dievakuasi dari timur Ghouta adalah wanita dan anak-anak. Dari anak-anak yang mengungsi banyak yang menderita mengalami diare dan penyakit pernafasan. Dua penyakit tersebut rawan memnyebabkan mematikan.

Dewan Keamanan (DK) PBB pada Jumat (16/3/2018) telah kembali menyerukan dilaksanakannya resolusinya menuntut gencatan senjata segera di seluruh Suriah. “Anggota Dewan Keamanan kembali menyampaikan seruan mereka bagi pelaksanaan penuh Resolusi 2254 dan 2401,” kata Duta Besar Belanda untuk PBB Karel van Oosterom, yang menjadi Presiden Dewan Keamanan untuk Maret.

Lihat juga...