Impian Negeri Berkabut, Modal Baru Perangi Perdagangan Manusia

KUALALUMPUR – Keberadaan film pendek berjudul Impian Negeri Berkabut yang dibintangi korban perdagangan manusia dapat menginspirasi banyak pihak. Terutama mereka yang tinggal di pedesaan yang selama ini tertarik untuk bekerja di luar negeri.

Film tersebut dibuat untuk meningkatkan kesadaran tentang bahaya bekerja di luar negeri. Impian Negeri Berkabut diangkat berdasarkan kisah beberapa remaja dari pedesaan Indonesia, yang terpikat bekerja di negara lain namun akhirnya diperdaya oleh pengerah pekerja.

Plotnya nyata mengikuti pegerakan ratusan ribu wanita Indonesia yang bekerja di luar negeri. Setiap tahun ada saja yang bergerak meninggalkan keluarga dan negara hanya untuk menjadi pembantu rumah tangga di negara tetangga. Serangkaian pelecehan dan perdagangan manusia mendorong Indonesia mengambil tindakan, termasuk melarang warga perempuannya pergi ke Timur Tengah untuk pekerjaan rumah tangga.

Cerita di film pendek tayang perdana bulan lalu tersebut diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan. “Saya berharap film ini bisa sampai ke pedesaan dan juga tempat pencari kerja wanita dan gadis-gadis berasal. Indonesia memiliki ribuan pulau dan populasi 260 juta orang menghadapi tantangan dalam mengendalikan perdagangan manusia,” kata Wakil Kepala Deputi Perlindungan Perempuan Vennetia Danes.

Produser Impian Negeri Berkabut Maizidah menyebut, sebagian besar aktor dalam film berdurasi 41 menit ini adalah korban perdagangan orang yang menjadi pekerja rumah tangga di Singapura, Malaysia dan Taiwan. Ide cerita diambil dari pengalaman Maizidah yang merupakan mantan pembantu rumah tangga di Taiwan selama lebih dari satu dasawarsa lalu.

Lihat juga...