Harga Sayuran di Lampung Mulai Naik Akibat Banjir
Editor: Koko Triarko
LAMPUNG — Curah hujan yang masih tinggi berdampak banjir dan genangan air pada lahan pertanian di wilayah Lampung Selatan, membuat harga sayuran melonjak. Pasokan dari luar daerah yang menyusut juga mengakibatkan harga sayuran di sejumlah pasar tradisional kian terdongkrak.
Pedagang berbagai jenis sayuran dan bumbu dapur, Umini (40), mengaku kenaikan terjadi pada sejumlah sayuran yang dipasok dari sentra pertanian di Lampung Selatan, di antaranya Kalianda, Way Panji, Palas, Sragi dan Ketapang.
Umini menyebut, harga sayur yang naik di antaranya seledri, sawi, tomat, daun bawang serta hampir sebagian besar jenis sayuran lain.
Lahan pertanian yang terendam air dan mengakibatkan gagal panen menjadi pemicu harga naik di tingkat penjual. Selain kerusakan pada lahan pertanian, faktor distribusi terhambat akibat kerusakan jalan dan banjir penyebab akses jalan terputus ikut menyumbang kenaikan harga sayuran.
“Sebagian sayuran lokal didatangkan dari wilayah Lampung Barat dan Tanggamus, sementara sepanjang bulan Maret banjir melanda wilayah tersebut sebagian memutus akses jalan imbasnya distribusi terhambat,” terang Umini, di pasar tradisional desa Pasuruan, Penengahan, Jumat (9/3/2018).
Umini menyebut, sifat sayuran yang tidak bisa bertahan lama dan cepat membusuk membuat harga lebih mahal. Pasokan yang berkurang terutama pada jenis kubis atau kol dari Gisting, Kabupaten Tanggamus dan Liwa, Lampung Barat, membuat harga semula Rp4.000 menjadi Rp5.500 per kilogram. Daun bawang dari semula seharga Rp7.000 sekarang dijual dengan harga Rp8.000 per kilogram.
Harga daun seledri semula dari Rp20.000 menjadi Rp25.000 per kilogram, tomat semula Rp5.000 naik menjadi Rp7.000, cabai merah dari Rp30.000 menjadi Rp35.000.