Dipicu Banyak Hal, Harga Minyak Naik ke Tingkat Tertinggi

Ilustrasi sumur minyak - Dok. bumn.go.id

New York — Harga minyak mencapai tingkat tertinggi dalam enam pekan pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), mendekati tertinggi tiga tahun yang dicapai akhir Januari, dipicu penurunan mengejutkan persediaan AS, kepatuhan yang kuat pada pemotongan produksi OPEC, dan berlanjutnya kekhawatiran tentang kesepakatan nuklir Iran.

Patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei bertambah 2,05 dolar AS atau 3,0 persen, menjadi ditutup pada 69,47 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, tertinggi dalam hampir tujuh pekan terakhir.

Sementara itu, patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, melompat 1,63 dolar AS atau 2,6 persen, menjadi menetap di 65,17 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, tertinggi sejak 2 Februari.

Kenaikan tersebut menempatkan kedua acuan minyak mentah ke dalam wilayah “overbought” secara teknis untuk pertama kalinya sejak Januari, dan meningkatkan premi Brent atas WTI ke level tertingginya sejak awal Februari.

Data yang dirilis oleh Badan Informasi Energi AS (EIA) pada Rabu (21/3) pagi menunjukkan penurunan mengejutkan sebanyak 2,6 juta barel dalam persediaan minyak mentah. Para analis memperkirakan peningkatan sebanyak 2,5 juta barel.

“Beberapa hal terjadi,” kata Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates, mengacu pada data EIA.

“Impor minyak mentah turun hingga setengah juta barel per hari, yang berkontribusi pada pengurangan stok tersebut. Kami melihat kilang meningkat lebih dari yang diperkirakan sekitar 400.000 barel per hari sehingga menghabiskan banyak minyak mentah. Dan ekspor naik sedikit,” katanya.

Lihat juga...