Permainan Tradisional Minimalisir Dampak Negatif Gawai

Editor: Satmoko

LAMPUNG – Keprihatinan akan penggunaan gawai pada pelajar yang memiliki imbas pelajar tidak fokus dalam belajar disiasati oleh sejumlah pihak terutama pegiat literasi dan tenaga didik dengan kembali memperkenalkan sejumlah permainan tradisional.

Tri Ratna selaku guru sains di SDN 1 Klaten Kecamatan Penengahan menyebutkan, saat ini penggunaan alat-alat tradisional untuk menunjang kegiatan belajar mulai banyak ditinggalkan akibat anak-anak lebih menyukai gawai berupa telepon pintar.

Tri Ratna bahkan menyebut, keberadaan gawai yang saat ini mudah mengakses konten permainan (game) berbasis android berimbas anak-anak memiliki ketergantungan terhadap game sehingga interaksi sosial dengan rekan sebaya menjadi berkurang.

Sebagai solusi untuk mengajarkan anak-anak pelajaran matematika, sains ia menyebut, mempergunakan beberapa permainan tradisional yang bisa dipergunakan untuk mengaplikasikan pelajaran dan juga mengurangi penggunaan gawai.

“Beberapa kegiatan yang saya terapkan di antaranya dengan mengajak anak-anak membuat permainan egrang, gasing, ayang-layang serta sejumlah permainan tradisional yang berkaitan erat dengan pelajaran tentang keseimbangan dan pemanfaatan angin,” beber Tri Ratna, guru mata pelajaran sains saat dikonfirmasi Cendana News, Kamis (1/2/2018).

Tri Ratna guru sains SDN 1 Klaten Kecamatan Penengahan menjelaskan fenomena gerhana mempergunakan alat peraga [Foto: Henk Widi]
Sejumlah permainan tersebut diakuinya sudah jarang dikenal karena anak-anak lebih cenderung mengenal permainan atau game yang tersemat di gawai berimbas interaksi sosial lebih terbatasi. Keinginan untuk selalu menang dalam bermain game bahkan disebutnya memiliki dampak psikologis anak tidak mau mengalah bahkan mengurangi sifat sportivitas dalam kehidupan sehari-hari.

Lihat juga...