Kesadaran Warga Kurang, Sungai Lokasi Favorit Buang Sampah

Editor: Satmoko

Inal, salah satu pencari barang bekas menyebut, kerap mendapatkan sampah bernilai jual di sejumlah sungai. Warga Desa Ruang Tengah Kecamatan Penengahan tersebut kerap mencari barang bekas bernilai jual pascabanjir. Botol air mineral dan sampah plastik bernilai jual kerap ditemuinya di pintu air bendungan Way Asahan. Selain itu juga di sejumlah saluran air yang berada di pemukiman warga.

“Bagi saya ini merupakan rejeki namun tentunya sangat mengganggu kebersihan apalagi sampah botol kaca bisa membahayakan,” beber Inal.

Warga masih tetap membuang sampah di dekat jembatan Way Tuba Mati Kecamatan Penengahan meski ada tanda larangan [Foto: Henk Widi]
Inal bahkan kerap meminta kepada warga untuk mengumpulkan sampah botol mineral, besi dan plastik untuk dibeli. Selain mencegah sampah berserakan dan dibuang di sungai, benda tak terpakai disebutnya bisa menghasilkan uang. Dibeli dengan harga Rp1000 hingga Rp5000 per kilogram, sejumlah warga bisa memperoleh ratusan ribu per bulan dari sampah bernilai jual yang dikumpulkan tersebut.

“Sampah yang sudah dipilah-pilah bisa menghasilkan uang dan tidak mengotori lingkungan,” bebernya.

Meski kerap ikut membantu memilah sampah di sejumlah tempat pembuangan akhir, Inal menyebut, dirinya juga bisa mendapatkan ratusan ribu per pekan. Selain membersihkan sampah Inal juga mengajak warga memanfaatkan barang bekas daur ulang yang bisa menghasilkan uang.

Lihat juga...