Antara Nyali Pak Harto dan SBY
OLEH NOOR JOHAN NUH
Urung Terbang ke Belanda
Tanggal 5 Oktober 2010, usai bertindak sebagai Inspektur Upacara Hari Tentara Nasional Indonesia ke 65, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menuju Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma untuk terbang ke Belanda atas undangan Ratu Beatrix.
Pilot dan Copilot sudah duduk di Cockpit Crew pesawat kepresidenan, Indonesia One atau RI 001, sesuai standar prosedur penerbangan Very Very Important Person (VVIP).
Satu jam sebelum schedule for take off, pilot bersama Copilot melakukan persiapan penerbangan, cek; weather condition departure and destination, electrical power up checklist, pre elemenary preflight, taxy and take off breafing, before star checklist, before take off checklist, etc.
Landasan Utama Halim Perdana Kusuma ditutup satu jam sebelum dan sesudah pesawat kepresidenan take off. Sementara Cabin Crew atau Flight Attendance tidak kalah sibuk mempersiapkan penerbangan VVIP. Penerbangan ke Belanda ditempuh selama 17 jam dengan singgah mengisi bahan bakar di Abu Dhabi.
Sesuai dengan protokol kepresidenan, awak media yang meliput perjalanan presiden dan rombongan yang ikut perjalanan presiden ke Belanda sudah berada di dalam pesawat. Sekitar empat puluh lima menit di dalam pesawat, tidak ada tanda-tanda keberangkatan pesawat, on schedule. Apa yang terjadi?
Presiden telah berada di ruang tunggu VVIP lapangan udara Halim Perdana Kusuma. Wapres dan beberapa menteri yang mengantar presiden berbincang serius, menteri luar negeri bergeser ke pojok, berbicara melalui saluran telepon dengan duta besar Indonesia di Belanda. Sulit ditutupi ada sedikit kecemasan.
Selesai berbicara by phone, menteri luar negeri melapor ke presiden, 10 menit sebelum schedule for take off, diumumkan pembatalan kunjungan presiden ke Belanda. Padahal, kunjungan ke Belanda telah direncanakan sejak tahun 2007, mengagendakan pengakuan resmi pemerintah Belanda atas kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, sesuai dengan persetujuan Comprehensive Partnertship yang telah dibuat oleh kedua negara.